Chapter 60

52 4 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Shikamaru, Gaara dan Sasuke aku sudah berpamitan dengan mereka bertiga. Sekarang tinggal Hinata yang terakhir.

"Hey" panggil ku pada Hinata yang masih menangis sesenggukan.

"Kenapa Naruko? Kenapa kau tak membenci ku? Seharusnya kau marah padaku, membenci ku, mencaci maki diriku bahkan mengutuk ku hingga kau puas. Tapi kenapa hiks" tanya Hinata padaku.

"Untuk apa semua itu? Apa dengan aku melakukan itu padamu maka aku bisa kembali hidup? Tidak kan" jawab ku kalem.

Bagiku semua sudah terjadi. Dan meski pada awalnya terasa berat namun sekarang aku sudah ikhlas. Mungkin memang inilah jalan hidupku.

"Setidaknya itu bisa melegakan dirimu. Kau bisa puas melampiaskan amarah mu padaku" sahut Hinata segera.

"Apa mungkin seorang teman bisa memaki temannya sendiri?" tanya ku tertawa kecil.

"Aku bukan teman mu Naruko. Aku sudah marah padamu tanpa alasan, membenci mu dan tak mau bicara dengan mu. Aku bahkan tak bisa menepati janji ku padamu. Aku sama sekali tak pantas disebut sebagai teman mu" ujar Hinata menggelengkan kepalanya.

"Sejak hari itu, dibawah sinar senja matahari sore saat kita berdua membuat janji. Aku telah menanamkan dalam diriku bahwa apapun yang terjadi kita adalah teman dan akan menjadi teman selamanya. Meski janji yang kita buat tak bisa kita tepati sekalipun" sahut ku kemudian.

"Kenapa Naruko, kenapa kau begitu baik. Seharusnya kau membenci ku seumur hidupmu agar aku bisa merasakan penderitaan yang kau rasakan selama ini. Jika kau sebaik ini bagaimana aku akan bisa memaafkan diriku sendiri hiks" tangis Hinata akhirnya pecah.

"Jangan pernah membenci dirimu sendiri. Apa yang terjadi padaku bukan salahmu Hinata" ucap ku mengingatkan.

"Bagaimana aku tak membenci diriku sendiri setelah semua yang ku lakukan padamu hiks" tanya Hinata sesenggukan.

"Hey lihatlah. Bukankah kau lihat jika kalungnya berubah. Ini adalah doa yang kau berikan padaku. Bukti bahwa kau adalah teman ku yang berharap aku tetap hidup bukan" jawab ku sambil menunjuk kalung di leherku.

"Tapi aku terlambat, karena itulah kau hiks kau..." sahut Hinata tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Hinata dengar, apapun yang terjadi padaku itu semua bukan salahmu. Aku senang bisa bertemu dengan mu, bisa mengenal mu dan menjadi teman mu. Terima kasih karena kau mau membantu ku selama ini, menemani ku di saat yang sulit bahkan berbagai 39 hari waktu mu untuk diriku. Sungguh aku sangat berterima kasih Hinata" balas ku kemudian.

"Naruko hiks maafkan aku Naruko maaf hiks. Maaf" lirih Hinata menangis sesenggukan.

Setelah mengucapkan salam perpisahan pada semuanya, tiba-tiba roh ku berubah menjadi samar dan mulai memudar menghilang bersama cahaya.

Dari situ aku menyadari bahwa waktu ku benar-benar telah habis sekarang. Dan kini saatnya mengucapkan salam perpisahan.

"Naruko tubuh mu..." seru Shikamaru sedikit panik melihat roh ku mulai memudar.

"Kurasa sekarang saatnya mengucapkan selamat tinggal" ucap ku seolah memberitahu.

"Secepat itu" gumam Gaara tak percaya.

"Cepat atau lambat ini memang akan terjadi. Pada dasarnya aku memang telah mati Gaara. Lagipula aku cukup beruntung karena diberi sedikit waktu untuk bisa berpamitan dengan kalian" sahut ku kemudian.

"Tapi..." balas Sasuke tak sampai selesai karena aku langsung memotong ucapannya.

"Yahiko itu orang yang tak suka menunggu" potong ku segera.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang