Chapter 42

36 4 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Deg... Untuk sesaat aku (Naruko) sedikit terkejut dengan apa yang barusan ku dengar.

Tentang bagaimana Ino bisa tahu kalau ada sesuatu yang merasuki Hinata.

Padahal Ino bukan cenayang seperti Shikamaru jadi jelas dia tak bisa melihat ku. Selain itu setahu ku Ino juga bukan indigo yang bisa melihat makhluk gaib.

"Apa selama ini Ino bisa merasakan hawa keberadaan ku" batin ku mencoba berfikir bagaimana Ino bisa tahu.

"Jadi apa kau tahu soal ini? Maksud ku sesuatu yang ada di dalam diri Hinata? Kau kan seorang cenayang Shika" tanya Ino lebih lanjut.

"Ya aku tahu" jawab Shikamaru gamblang tanpa menutup-nutupinya.

"Hey apa yang kau katakan. Ino bisa takut pada Hinata nanti" seru ku cepat pada Shikamaru yang seenaknya sendiri kalau bicara.

Namun sialnya Shikamaru malah mengacuhkan ku begitu saja. Padahal jelas dia bisa melihat dan mendengar suara ku. Benar-benar menyebalkan.

"Sudah ku duga. Ternyata memang benar ada" gumam Ino menarik kesimpulan.

"Ternyata benar Ino tahu" gumam ku kecil setelah cukup yakin bahwa Ino memang tahu.

"Shika tanyakan pada Ino bagaimana dia bisa tahu" perintah ku pada Shikamaru.

"Ck" decak Shikamaru tak suka saat aku memerintahnya.

"Sudah tanyakan saja jangan banyak mengeluh" omel ku jengah.

"Dasar" dengus Shikamaru malas.

"Oh ya Ino bagaimana kau bisa tahu kalau ada sesuatu di tubuh Hinata?" tanya Shikamaru mewakili pertanyaan ku.

"Soal itu sebenarnya aku mulai curiga setelah kejadian di perpustakaan" jawab InoIno kemudian.

"Kejadian di perpustakaan. Jangan-jangan..." batin ku mulai mengerti dengan apa yang terjadi.

"Memangnya ada kejadian apa di perpustakaan?" tanya Shikamaru lebih lanjut.

Sementara itu aku terus menyimak percakapan mereka berdua.

"Waktu itu di perpustakaan Hinata membantu ku untuk berpamitan dengan Sai" jawab Ino kemudian.

"Sai? Bukankah Sai sudah..." sahut Shikamaru tak sampai selesai.

"Aku tak tahu pasti. Yang jelas hari itu aku memang berpamitan dengan jiwa Sai. Meski aku tak bisa melihatnya namun aku bisa merasakannya. Hari itu semua sudah direncanakan, entah bagaimana yang jelas Hinata lah yang sudah membantuku mempertemukan jiwa Sai dengan ku. Padahal aku tahu Hinata bukan cenayang seperti mu. Dia juga bukan indigo yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata" balas Ino menjelaskan.

"Selain itu untuk beberapa alasan yang tak bisa dijelaskan aku memang merasa kalau Hinata kadang berbeda dengan biasanya. Lalu sampai tiba hari itu dimana kau dan Sasuke mengejar Hinata dan yah kau tahu kelanjutannya bukan" sambung Ino kembali.

Mengungkit kejadian tempo hari dimana Sasuke dan Shikamaru berhasil menarik roh ku keluar dari tubuh Hinata.

"Ino" panggil ku lirih. Sungguh perasaan ku saat ini benar-benar campur aduk.

"Kenapa apa kau mau menangis eh" ejek Shikamaru ketika melihat mataku berkaca-kaca.

"Ka kau bicara dengan siapa?" tanya Ino tergagap ketakutan saat melihat Shikamaru bicara entah pada siapa karena yang jelas bukan pada dirinya.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang