Chapter 8

57 4 0
                                    

"Sudah kuduga kau pasti punya maksud tersembunyi. Sayang sekali aku tak mau membantu" sahut Hinata singkat lalu kembali berjalan begitu saja.

"Tunggu Hinata!" seru ku sambil mencoba meraih tangannya namun gagal karna tangan ku hanya menembus dan melewati lengan Hinata begitu saja.

"Ck sial" decak ku sambil mulai berlari mengejar Hinata.

"Dengarkan penjelasan ku dulu" ucap ku sambil mencoba mengimbangi langkah kaki Hinata.

"Tidak. Aku tak mau dengar apapun jadi pergilah" sahut Hinata datar.

"Kumohon dengarkan aku dulu Hinata. Hanya kau yang bisa membantu ku" ucap ku lagi masih tak menyerah.

"Ku bilang tidak sekarang pergilah... Blamm!" balas Hinata sambil membanting pintu tepat di depan wajah ku.

"Ck sial. Kenapa juga aku tak sadar sudah sampai di rumah kontrakan Hinata" decak ku tepuk jidat.

"Tapi tunggu... Akukan bisa menembus benda" gumam ku sambil menjentikan jari.

Dengan mudah aku menerobos masuk menembus pintu rumah kontrakan Hinata.

"Jika aku bisa meminta tolong pada orang lain maka aku juga tak akan mengganggu mu Hinata" ucap ku setelah berhasil menembus masuk pintu rumah Hinata.

"Kau..." ucap Hinata terkejut melihat ku bisa masuk ke dalam rumah padahal semua pintu telah dia kunci.

"Kubilang pergilah. Aku tak mau membantu mu!" seru Hinata kekeh tak ingin membantu apalagi mendengarkan penjelasan ku dulu.

Dengan buru-buru Hinata segera berganti pakaian lalu menyambar tas selempang hendak pergi kerja paruh waktunya di minimarket 24 jam.

Namun sebelum Hinata benar-benar membuka pintu dan keluar dari rumah aku sempat berkata sesuatu.

"Kumohon Hinata. Aku benar-benar ingin hidup kembali" ucap ku pelan namun aku yakin Hinata mendengarnya sebelum.

Blamm... Dengan keras Hinata membanting pintu rumahnya dan pergi begitu saja.

"Hahh" hela ku membuang nafas lemah.

Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi mengikuti Hinata ke tempat kerja.

Aku terus mengawasinya dari mulai bekerja sampai pagi menjelang dia pergi ke sekolah.

Bahkan saat dia sedang belajar di kelas pun aku masih tetap mengawasinya.

"Hah bagaimana dia bisa mengacuhkan ku begitu saat dia jelas-jelas melihat ku" gumam ku menatap bosan ke arah Hinata yang pura-pura sibuk memperhatikan penjelasan seorang guru.

Tega sekali Hinata mengacuhkan keberadaan ku saat tahu bahwa aku terus mengawasinya.

Tapi apa yang bisa ku lakukan, selain hanya menunggu sampai Hinata berubah fikiran.

Dan ku harap itu tak akan lama karna waktu ku telah berjalan 3 hari tepat sampai hari ini.

"Hah tinggal 37 hari lagi yaa" batin ku dalam hati.

Menunggu Hinata yang sedang sekolah ternyata cukup membosankan juga.

"Aha! Kenapa aku bisa sampai lupa. Sejak kecelakaan waktu itu aku belum menemui Gaara. Dia pasti khawatir. Lebih baik aku ke rumahnya sekarang" ucap ku memutuskan untuk pergi ke rumah Gaara.

Aku pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Gaara. Sejak kecelakaan waktu itu aku belum bertemu dengan Gaara lagi. Entah dia sudah tahu belum kalau aku mengalami kecelakaan dan sekarang sedang koma di RS Konoha.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang