Chapter 40

33 3 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Akhirnya aku malah menangis di pelukan Yahiko. Dengan Yahiko yang menepuk punggung ku menenangkan.

Setelah beberapa saat aku menangis, akhirnya aku bisa kembali mengendalikan diriku.

Kini aku hanya menatap sembab ke arah Hinata yang tergeletak pingsan di dalam rumah.

Meski hanya dari balik jendela setidaknya aku tahu Hinata baik-baik saja.

"Dia belum mati" ucap Yahiko seolah memberitahu.

"Ya aku tahu" sahut ku kemudian.

"Trima kasih. Jika kau tidak datang Hinata mungkin akan benar-benar mati" sambung ku kembali.

"Kali ini kau beruntung karena aku bisa datang tepat waktu. Tapi aku tak bisa jamin jika besuk atau selanjutnya aku akan bisa membantu" sahut Yahiko segera.

"Kami punya aturan untuk tak mencampuri urusan manusia. Aku sudah dapat teguran karena ketahuan beberapa kali membantu mu" sambung Yahiko lagi.

"Maafkan aku" sahut ku merasa tak enak pada Yahiko.

Bagaimanapun juga Yahiko mendapat teguran karena ketahuan menolong ku beberapa kali.

"Pada dasarnya tugas ku hanya memandu para peserta tour keajaiban 39 hari. Sisanya kau sendiri yang harus berusaha" ujar Yahiko lagi dan lagi.

"Aku tahu. Tapi sekarang kami berdua sedang ada masalah" sahut ku seolah memberitahu.

"Aku tahu. Aku melihat semuanya. Tapi seperti yang ku katakan tadi tugas ku hanya sebagai pemandu sisanya harus kau sendiri yang selesaikan" balas Yahiko menanggapi.

"Aku sudah berusaha hiks. Aku berusaha begitu keras selama ini hiks. Tapi ini memang berat hiks berat sekali Yahiko" adu ku sambil menangis.

Entah kenapa aku jadi cengeng akhir-akhir ini.

"Jangan menangis. Kau kira dengan menangis bisa menyelesaikan masalah mu dan kau bisa hidup kembali begitu" ujar Yahiko menasehati.

Srettt... Dengan mantap Yahiko memegang bahu ku dan menatap mataku serius.

Dengan sesenggukan aku berusaha keras mengangkat kepala ku dan menatap balik ke arah Yahiko.

"Dengarkan aku Naruko. Kau punya kesempatan dan keajaiban itu benar-benar ada. Yang harus kau lakukan hanyalah berusaha dan percaya. Kau mengerti!" ujar Yahiko penuh keyakinan.

"Tapi..." sahut ku ingin membantah namun belum juga aku bicara Yahiko sudah memotong ucapan ku lebih dulu.

"Tidak ada tapi. Ku beri tahu sesuatu, kau bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami hal seperti ini. Dulu aku juga pernah memandu seorang peserta tour keajaiban 39 hari" potong Yahiko segera.

"Benarkah" gumam ku kecil.

"Tentu saja benar. Jadi kau tak boleh menyerah hanya karena hal seperti ini. Kau harus bangkit dan selesaikan misi mu" ujar Yahiko lagi.

"Baiklah aku mengerti" sahut ku menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Bagus. Sekarang perbaiki hubungan mu dengan Hinata dan selesaikan misi mu. Aku harus kembali bertugas"  ujar Yahiko kemudian.

"Baiklah. Sekali lagi terima kasih untuk bantuan mu hari ini" sahut ku berterima kasih sekali lagi.

"Hn, kalau begitu aku pergi" pamit Yahiko kemudian menghilang bagai hembusan angin.

Setelah kepergian Yahiko, aku hanya memandang Hinata yang masih pingsan tak sadarkan diri dalam diam.

Menghabiskan malam dengan merenung dan memikirkan banyak hal. Hingga tanggal terasa malam berlalu dengan cepat.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang