Chapter 25

35 4 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Jadi begitu, sekarang aku bisa bernafas lega karena Hinata menangis bukan karena sedih melainkan dia menangis bahagia.

"Kau bisa berterima kasih padaku dengan berhenti menangis oke" ujarku lembut menatap Hinata yang sesenggukan.

"Hiks Naruko trima kasih" sahut Hinata masih terus berterima kasih.

"Hey bukankah aku bilang berhenti menangis. Kau jadi jelek tahu kalau sedang menangis begitu" protesku pura-pura kesal.

"Tapi ini adalah air mata kebahagiaan hiks" elak Hinata masih terisak kecil.

"Aku tahu" sahutku pelan tanda mengerti.

Sesaat aku membiarkan Hinata menangis meluapkan kebahagiaannya karena bisa berkencan dengan Sasuke orang yang sejak lama dia sukai.

Akupun tak masalah menunggu Hinata hingga dia selesai menangis dan kemudian aku kembali berkata.

"Hinata" panggilku pelan.

"Yaa" sahut Hinata memberi respon.

"Aku akan lakukan apapun untukmu. Sejak hari dimana kita berdua sepakat membuat perjanjian dan berteman, sejak hari itu pula aku telah menanamkan janji di dalam hatiku bahwa aku akan mengubah hidupmu dan membuatmu bahagia. Mencarikan teman untukmu, menjadikanmu mandiri dan tak lagi bisa ditindas bahkan membuatmu mendapatkan Sasuke orang yang kau sukai" ucapku panjang lebar.

"Dan sekarang perlahan-lahan semua itu mulai terwujud sedikit demi sedikit. Karna itulah aku mohon padamu Hinata, diakhir semua ini nanti kau mau memberiku sebuah doa tulus agar aku bisa kembali hidup sekali lagi. Aku mohon padamu Hinata" sambungku kembali.

"Tentu, aku pasti akan memberimu sebuah doa tulus Naruko. Aku janji padamu" sahut Hinata penuh keyakinan. Sorot matanya memancarkan keseriusan dan keyakinan.

"Trima kasih Hinata" balasku tersenyum lega.

(Skip time...)

Tak terasa waktu sudah bergulir dan matahari telah tenggelam digantikan terangnya sinar bulan.

"Aku benar-benar gugup" gumamku (Hinata) mematut diri di depan cermin.

Saat ini waktu memang telah menunjukkan pukul 07.00 p.m yang artinya sebentar lagi Sasuke akan datang menjemputku untuk berkencan sesuai dengan informasi yang Naruko berikan sore tadi.

Dan untuk membuat semua ini menjadi semakin sempurna aku (Hinata) pun mengenakan setelan gaun indah terbaikku ditambah sedikit polesan make up tipis guna mempercantik penampilanku.

Namun sayang kecantikan yang Hinata pancarkan malam ini sedikit tertutupi oleh kegugupannya sendiri. Padahal Naruko sedang tak bersamanya sekarang jadilah dia tak bisa meminta saran dari Naruko.

Sore tadi Naruko memang pamit untuk pergi sebentar mencari angin. Dan sampai sekarang Naruko belum kembali juga. Padahal sebentar lagi Sasuke akan datang.

Ting tong...

Ting tong...

Bel rumah kontrakan ku berbunyi nyaring.

"Astaga itu pasti Sasuke kun" gumamku (Hinata) semakin gugup saja.

"Hah bagaimana ini aku gugup sekali" gumamku semakin menjadi.

"Oke tenang Hinata. Ingat kata Naruko jika kau sedang gugup maka tarik nafasmu dalam-dalam dan semua akan baik-baik saja. Huhhhh" ujarku membuang nafas panjang.

Setelah mempraktikkan apa yang pernah Naruko ajarkan padaku ketika sedang gugup dan ajaibnya hal itu berhasil. Kini aku sudah sedikit lebih tenang meski masih sedikit gugup.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang