Chapter 59

46 7 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Namun belum sempat aku menjawab seluruh perkataan Sasuke, Gaara maupun Shikamaru tiba-tiba saja pintu ruang rawat ku menjeblak terbuka cukup keras.

"Hah hah hah Naruko hah hah" ucap Hinata dengan nafas ngos-ngosan.

Entah bagaimana Hinata masuk begitu saja dengan nafas memburu sambil menunduk memegangi lututnya (efek lelah berlari).

"Hinata" gumam ku sedikit terkejut mendapati Hinata yang tiba-tiba muncul.

"Naruko apa kau baik-baik saj..." ucap Hinata tak sampai selesai.

Begitu ia (Hinata) mengangkat kepalanya, hal pertama yang ia lihat adalah seonggok tubuh yang terbaring kaku di atas tempat tidur.

Nafas Hinata seolah tercekat di tenggorokan mendapati kenyataan yang ada di hadapannya.

"Naruko kau..." lirih Hinata memandang ke arah samping tepat dimana roh ku berada.

Aku memang berdiri tak jauh dari ranjang tempat dimana jasad ku terbujur kaku.

"Hai lama tak bertemu" sapa ku tersenyum tulus pada Hinata.

"Na Naruko" gagap Hinata memanggil namaku.

"Hm" gumam ku menyahut masih dengan senyum yang terpatri di wajahku.

"Kau... Apa yang terjadi? Kenapa hiks kenapa kau..." ucap Hinata mulai terisak sedih.

"Bukankah kalungnya berubah menjadi putih. Lalu kenapa? Kenapa Naruko kenapa hiks" tanya Hinata sesenggukan.

"Yahiko bilang aku terlambat 2 detik. Doa yang kau kirimkan untuk ku terlambat 2 detik. Itulah kenapa meski kalungnya berubah tapi pakaian ku juga berubah" jawab ku sedikit menjelaskan.

"Ini konyol. Bagaimana mungkin, hanya 2 detik dan semua..." sahut Hinata tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Permainan tetaplah permainan Hinata. Dan waktu ku memang sudah habis. Terlambat itu artinya gagal" balas ku kalem.

"Tidak hiks, maafkan aku hiks maafkan aku Naruko hiks" tangis Hinata pecah seketika.

Ia merasa sangat bersalah karena dia terlambat mengirim doa untuk temannya.

Padahal dia sudah berusaha keras untuk menepati janjinya tapi ternyata dia gagal, hanya karena dia terlambat 2 detik.

Kini yang bisa Hinata lakukan hanya menangis sambil meminta maaf pada Naruko.

Sementara itu Naruko sendiri...

"Seperti yang kalian tahu, Yahiko hanya memberiku sedikit waktu untuk mengucapkan selamat tinggal. Jadi aku tak akan membuang waktu lagi" ucap ku pada Sasuke, Gaara dan Shikamaru.

"Meski hanya sesaat tapi aku senang bisa mengenal mu Shikamaru. Untuk beberapa hal kita memiliki kesamaan, itulah kenapa kita bisa menjadi teman meski kau seorang cenayang dan aku adalah roh" ucap ku pada Shikamaru.

Aku mulai berpamitan dengan mereka satu persatu dimulai dari Shikamaru.

"Naruko" lirih Shikamaru pelan.

"Terima kasih karena sudah mau menjadi teman ku. Menemani ku duduk di bawah jendela setiap malam dan mengajak ku mengobrol bicara banyak hal. Menulis surat untuk Gaara dan semua hal yang telah kau lakukan selama ini, aku sungguh sangat berterima kasih" ucap ku lagi panjang lebar.

"Naruko maafkan aku. Di saat yang sulit aku justru tak bisa melakukan apapun untuk membantu mu. Seandainya saja aku tahu lebih cepat, aku mungkin bisa lakukan sesuatu" sahut Shikamaru merasa menyesal.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang