Chapter 45

34 4 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

(Skip time...)

Keesokan harinya adalah hari minggu. Dan karena aku tahu bahwa sekolah libur, akupun memutuskan untuk pergi ke rumah Shikamaru.

Tap tap tap...

Tap tap tap...

Dengan langkah pelan aku terus berjalan menyusuri komplek perumahan yang menjadi tempat tinggal keluarga Nara.

Namun sayangnya aku tak bisa masuk ke rumah Shikamaru. Keluarga Nara adalah keluarga para cenayang dan tentu rumah mereka adalah perangkap bagi makhluk seperti ku.

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menunggu di perempatan jalan dekat rumah Shikamaru.

Hanya duduk diam dan berharap Shikamaru akan lewat agar aku bisa mencegatnya.

"56"

"57"

"58"

"59"

"60"

"61"

"62"

Tiba-tiba saja aku merasakan hawa keberadaan Shikamaru dan hal itu jelas membuat ku langsung tersenyum kecil.

Awalnya hanya samar-samar dan tak begitu terasa hingga lama kelamaan hawa Shikamaru menjadi besar dan begitu kentara.

Tap tap tap...

Tap tap tap...

Dapat ku rasakan Shikamaru berjalan semakin mendekat ke arahku.

"Naruko kau kah itu" ujar Shikamaru tak yakin.

"63" ucap ku berhenti berhitung.

"Hah" cengo Shikamaru tak mengerti.

"63 orang, sudah 63 orang yang lewat di jalan ini. Aku menghitungnya satu demi satu. Dan kau baru muncul, ck kau lama sekali rambut nanas" ucap panjang lebar.

"Apa kau tahu berapa lama aku menunggu disini hah. Aku bahkan sudah menghitung sebanyak 63 orang" sambung ku sambil mendongakkan kepala melihat Shikamaru.

Dan begitu aku mendongak melihat Shikamaru, aku langsung tertawa lepas seketika.

"Bwahahahaha hahahaha astaga hahahaha!!" tawa ku meledak seketika.

Bagaimana tidak, seorang Shikamaru Nara yang biasanya cool dan terlihat malas namun keren kini berpakaian layaknya gembel dengan celana training hitam dan kaos putih polos.

Sebenarnya pakainya sih tidak terlalu norak malah simpel tapi kece menurut ku. Cuma yang jadi soal adalah rambut Shikamaru yang biasanya diikat rapi seperti buah nanas kini terikat asal-asalan ditambah dengan muka kucel khas bangun tidur miliknya.

Di luar semua itu Shikamaru sedang menenteng sebuah tas belanjaan berisi sayur, daging segar, mentega, kecap, roti tawar, bumbu dapur dan aneka bahan masakan lainnya.

"Astaga apa aku tidak salah lihat bwahahahaha" ujar ku masih tertawa terpingkal-pingkal.

Sungguh pemandangan yang sangat langka melihat seorang Shikamaru beralih peran seperti ibu-ibu pasar.

"Bwahahahaha" tawa ku tak bisa berhenti.

Sebuah perempatan urat marah muncul di dahi Shikamaru. Dengan smirk mengerikan Shikamaru segera merogoh saku celananya dan...

Wushhh...

Tak tak tak...

Pletak pletak pletak...

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang