Chapter 31

31 3 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Begitu aku sampai di tempat Sakura berada akupun segera melepaskan jaket hitam yang ku pakai lalu ku kenakan pada Sakura untuk menutupi beberapa bagian tubuhnya yang terekspos.

Sedangkan Sasuke dan Shikamaru segera melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Sakura. Dan begitu plaster pada mulut Sakura juga dilepas Sakura langsung menubruk memeluk ku dan menangis sesenggukan.

"Hiks hiks Hinata hiks aku takut sekali hiks. Mereka hiks Hinata mereka hiks..." isak Sakura merancau ketakutan.

Dengan lembut akupun membalas pelukan Sakura dan menepuk punggungnya pelan menenangkan.

"Shtt hey hey tenanglah Sakura semua sudah berakhir dan kau aman sekarang oke" ucapku menenangkan.

"Tidak hiks mereka pasti akan kembali lagi hiks. Mereka selalu begitu hiks. Aku takut Hinata hiks aku takut" ucap Sakura masih menangis sesenggukan.

"Shtt tenanglah Sakura semua akan baik-baik saja oke" sahutku menenangkan.

"Hiks hiks" isak Sakura semakin erat memeluk ku.

Sementara Sakura menangis dipelukan ku, Sasuke dan Shikamaru hanya mampu diam dan melihat kami berdua.

Beberapa menit kemudian setelah Sakura puas menangis akhirnya dia bisa bicara sekarang. Sakura pun menceritakan semua yang sebenarnya terjadi.

Bahwa sebenarnya para penculik itu adalah suruhan dari saingan bisnis ayahnya. Sakura juga mengatakan bahwa hal ini bukan pertama kali baginya.

Sakura hanya bisa menangis dan berharap bahwa hidupnya kembali seperti semula, tenang dan damai layaknya keluarga normal pada umumnya.

Dulu sebelum ayah Sakura menjabat jadi menteri pendidikan hidup Sakura dan keluarganya normal-normal saja. Namun semenjak ayahnya menjadi menteri pendidikan semua berubah. Setiap hari Sakura hari diantar jemput kemanapun Sakura pergi bahkan tiada hari tanpa bodyguard.

"Hinata" panggil Sakura setelah selesai bercerita.

"Hm" gumamku menoleh kearah Sakura.

"Terima kasih telah menolongku hari ini. Sasuke dan Shikamaru juga" ucap Sakura berterima kasih.

"Bukan masalah Sakura" sahut Shikamaru kemudian.

"Benar, kau ini bicara apa Sakura. Sudah seharusnya teman itu saling membantu" balasku menanggapi.

"Sebenarnya Hinata yang pertama melihatmu. Bahkan dia juga yang paling keras kepala ingin menolongmu sedangkan kami hanya sedikit membantu saja" balas Sasuke kemudian.

"Benarkah? Tapi kenapa? Kenapa Hinata?" tanya Sakura menatap kearahku.

Sedangkan aku yang ditatap tiba-tiba oleh Sakura sedikit bingung dan terkejut.

"Eh kenapa apanya Sakura. Bukankah sudah ku katakan kalau sesama teman itu sudah seharusnya saling membantu" jawabku sekali lagi.

"Tapi selama ini aku selalu jahat padamu Hinata. Aku sering berbuat jahat padamu lalu kenapa kau masih, masih mau menolong ku bahkan menganggap ku sebagai teman" sahut Sakura sekali lagi.

"Tidak ada alasan dalam sebuah pertemanan Sakura. Dan soal sikapmu padaku selama ini aku sudah melupakannya. Semua sudah berlalu dan aku sudah melupakannya" balasku sambil tersenyum tulus.

"Hiks Hinata hiks" tiba-tiba Sakura malah kembali terisak dan menghambur memeluk ku lagi.

"Trima kasih hiks trima kasih Hinata. Kau baik sekali hiks" ucap Sakura penuh haru.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang