Chapter 12

50 3 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Hell akukan tidak tahu siapa namanya. Jadi yah ku panggil tuan rambut pantat ayam saja.

"Hah apa kau bilang tadi? Pantat ayam" sahut si pemuda rambut pantat ayam cengo. Tak terima dengan panggilan ku.

"Iya memang kenapa? Kau tak suka? Kalau begitu bagaimana dengan pantat bebek kau suka?" tanya ku balik dengan sinis.

"Apa!" geram si pemuda pantat ayam mulai emosi.

"Pfth pantat ayam, pantat bebek" ucap si pemuda rambut nanas sambil menahan tawa.

"Diam kau baka!" seru si pemuda pantat ayam marah pada si pemuda rambut nanas.

"Ck bodoh" decak ku berlalu pergi begitu saja.

Malas juga berdebat dengan duo pemuda aneh yang seaneh rambutnya.

"Hey mau kemana kau Hinata!" seru pemuda rambut pantat ayam berteriak cukup keras.

Memanggil nama Hinata yang jelas tak ku pedulikan sama sekali.

"Sudahlah Sas ayo segera ke parkiran" ucap pemuda rambut nanas kemudian.

"Hah awas saja kalau bertemu lagi" geram si pemuda rambut pantat ayam geregetan sambil mulai menjalankan mobil sportnya menuju ke parkiran.

"Hn tapi apa benar dia tadi Hinata?" gumam si pemuda rambut nanas tiba-tiba.

"Ck tentu saja dia Hinata. Kau kira siapa? Apa matamu rabun hah" sahut si pemuda rambut pantat ayam segera.

"Entahlah Sas auranya sedikit berbeda tadi" balas si pemuda rambut nanas lagi.

"Ck jangan mulai lagi Shika. Ini masih pagi" sahut si pemuda pantat ayam.

Setelah berdebat tak penting dengan si pemuda rambut pantat ayam dan rambut nanas akupun memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah.

Pagi ini aku tak sempat sarapan karna di kontrakan Hinata hanya ada mie instan saja.

Tidak mungkin kan pagi-pagi begini aku sudah makan mie instan jadi aku putuskan untuk membeli sepotong roti dan sekotak susu sebagai sarapan pagi ku hari ini.

Setelah membuang permen karet yang sudah tak berasa lagi aku segera menggigit roti yang tadi ku beli di kantin.

Aku terus berjalan menuju ke ruang kelas Hinata berada. Meski di sepanjang lorong hampir semua siswa melihat ku toh aku cuek saja sambil terus memakan roti sarapan ku.

Baru setelah habis ku buang bungkusnya ke tempat sampah dan mulai meminum kotak susu untuk menyiram tenggorokan ku.

Dengan santai sambil menyedot kotak susu aku berjalan melenggang menuju ke ruang kelas.

Begitu aku hampir sampai di ruang kelas Hinata aku melihat pemuda berambut aneh lagi persis pantat ayam dan buah nanas sedang berdiri di depan pintu ruang kelas Hinata.

"Ck mereka lagi" decak ku malas seketika melihat mereka.

Tapi apa boleh buat mereka berdiri di depan pintu kelas Hinata jadi mau tidak mau aku harus menghadapi mereka.

"Apa yang kalian lakukan di depan ruang kelas ku" tegur ku pada mereka berdua.

"Ck kau lagi" decak si pemuda rambut nanas malas.

"Apa maksudmu dengan ruang kelas mu? Ini juga adalah ruang kelas kami" sahut si pemuda rambut pantat ayam.

Sedikit tersentak kecil aku segera melihat name tag mereka berdua.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang