Chapter 3

109 7 0
                                        

"Jadi aku ini belum mati?" tanya ku seolah tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ku terima.

"Menurut hukum kehidupan dan kematian, Iya" jawab Yahiko kemudian.

"Tempat ini jelas bukan dunia manusia. Lalu aku ini apa?" tanya ku kembali.

"Ini adalah alam para malaikat maut berada. Dan yah secara kasat mata kau itu roh yang terlepas dari tubuhnya" jawab Yahiko kembali.

"Apa? Roh?" ujar ku terkejut mengetahui satu kenyataan lagi.

"Saat ini tubuh mu masih hidup di dunia manusia. Kecelakaan yang kau alami hari ini adalah *kesalahan takdir* oleh seseorang" ucap Yahiko kembali bicara.

"Kesalahan takdir?" gumam ku tak mengerti.

"Intinya pada hari ini bukan kau yang seharusnya mengalami kecelakaan. Itulah kenapa disebut dengan kesalahan takdir" sahut Yahiko menjelaskan.

"Jadi sebenarnya bukan aku yang harus mati hari ini? Lalu kenapa hal seperti ini bisa terjadi padaku? Yang benar saja" ujar ku tak terima dengan semua ini.

Apalagi kenyataan bahwa seharusnya bukan aku yang mati hari ini.

"Saat ini bukan itu yang harus kau khawatirkan" ucap Yahiko tiba-tiba.

"Tidak perlu dikhawatirkan? Yang benar saja? Aku disini kehilangan tubuh ku dan hampir mati itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Oh ya Tuhan hahaha kau lucu sekali tuan" ujar ku sarkas.

"Makanya dengar dulu sampai selesai nona cilik" balas Yahiko tak kalah sarkas.

"Aku bukan nona cilik" desis ku tajam tak suka dengan ledekan Yahiko.

"Jadi mau dilanjutkan atau tidak?" tanya Yahiko malas.

"Hah baiklah tolong lanjutkan" hela ku pasrah menerima keadaan.

Walau tak dipungkiri ada rasa marah tapi toh semua sudah terjadi. Mau bagaimana lagi.

"Hahh" terdengar Yahiko menarik nafas dalam sebelum kembali membuka suaranya.

"Meski kasus seperti ini jarang terjadi tapi untungnya masih ada solusi untuk masalah seperti ini" ucap Yahiko serius.

"....." sedangkan aku mendengarkan dengan seksama apa yang hendak Yahiko katakan.

"Kau bisa hidup kembali seperti semula. Hidup sebagai manusia kembali. Dengan sebuah cara" ucapan Yahiko mode serius.

"Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya ku begitu bahagia mendengar bahwa aku bisa hidup kembali.

"Kau harus mendapatkan sebuah doa tulus dari seseorang yang benar-benar ingin kau tetap hidup di dunia" jawab Yahiko singkat, padat dan jelas.

"Hah sebuah doa? Hanya itu? Kalau begitu itu mudah. Aku bisa menyuruh Gaara berdoa untuk ku agar aku tetap hidup. Aku yakin Gaara tak rela jika aku mati" ucap ku santai menanggapi.

"Kau tak bisa melakukannya" sahut Yahiko segera.

"Hah memangnya kenapa? Bukankah kau bilang aku hanya butuh sebuah doa tulus dari seseorang" balas ku tak kalah cepat.

"Dan siapa yang bilang bahwa seseorang itu adalah Gaara teman mu" sahut Yahiko sarkas.

"Apa? Kalau begitu siapa orang itu?" tanya ku segera ingin tahu.

Jika orang itu bukan Gaara lalu siapa coba.

"Langit punya aturan sendiri untuk kasus seperti ini" ucap Yahiko kemudian.

"Pertama kau tak bisa memilih sendiri *orang itu*.
Kedua kau punya *batas waktu* untuk mendapatkan doa tulus tersebut" sambung Yahiko kembali.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang