Chapter 21

39 3 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

(Skip time...)

Hari selanjutnya tepat pukul 12.00 siang jam makan siang.

"Ino ayo makan siang bersama" panggilku menghampiri bangku Ino dan mengajaknya makan siang bersama.

"Tentu ayo" sahut Ino tanpa curiga sedikitpun.

"Yosh semoga saja rencanaku ini berhasil" harapku dalam hati.

Setelah itu kami berdua lekas keluar kelas untuk makan siang bersama. Namun yang sebenarnya adalah aku segera menggiring Ino menuju ke perpustakaan.

Awalnya Ino sempat curiga karena lorong yang kami lalui bukan jalan menuju ke kantin.

Namun dengan sedikit bujuk rayu akhirnya Ino tetap setuju mengikutiku ke perpustakaan.

Dan sesampainya di pintu depan perpustakaan Ino mulai merengek ketakutan.

"Hinata apa yang kau fikirkan? Ini jam istirahat, kau tahukan tidak boleh ada yang ke perpustakaan saat petugas sedang istirahat" cicit Ino ketakutan kalau-kalau ketahuhan oleh petugas perpustakaan.

"Shtt tenang saja Ino jangan terlalu paranoid begitu" sahutku sambil meletakkan jari telunjukku di depan bibir tanda untuk tenang.

"Kau gila! Aku mau pergi sekarang" geram Ino hendak beranjak pergi namun dengan sigap ku cekal tangannya.

"Oh ayolah Ino jangan jadi pengecut begitu. Petugas perpustakaan tidak akan tahu jika kita tidak berisik. Ini kan jam istirshat ayo" ujarku segera menarik tangan Ino dan lekas masuk ke dalam perpustakaan.

"Astaga Hinata kau gila" umpat Ino mencicit kecil akibat tarikan mautku.

Sejak awal memang inilah rencanku. Berpura-pura mengajak Ino makan siang bersama padahal aku ingin menjebak Ino ke perpustakaan.

Aku tahu kalau jam makan siang perpustakaan akan sepi dan tak ada orang, makanya aku ajak Ino kemari.

"Hey hey Hinata sebenarnya apa yang kita lakukan disini?" cicit Ino semakin ketakutan.

"Shtt kau diam saja oke. Sekarang duduk disini" ujarku mendudukkan Ino disalah satu kursi baca dekat dengan rak-rak buku.

"Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu" ucapku memberitahu setelah Ino duduk tenang di kursinya.

"Hah ingin bertemu denganku? Siapa?" tanya Ino sedikit penasaran juga.

Seingat Ino dia tak memiliki janji temu dengan siapapun hari ini.

"Kau akan tahu nanti. Sekarang aku panggilkan dulu orangnya" sahutku kemudian.

"Pstt pstt" bisikku memberi kode pada seseorang yang bersembunyi dibalik rak buku sejak tadi.

Perlahan namun pasti orang tersebut segera menampakkan diri dan berjalan keluar dari tempat persembunyiannya lalu menghampiri kami berdua.

Namun sayang diantara aku dan Ino, hanya aku yang bisa melihat orang tersebut.

"Mana orangnya Hinata?" tanya Ino ingin tahu.

"Ino" panggil Sai dengan nada sedih.

Menatap Ino yang tak bisa melihat kehadirannya. Maklum Ino bukan cenayang seperti Shikamaru yang bisa melihat hantu Sai.

"Dia sudah disini. Dia ada di ruangan ini sekarang" jawabku pada Ino.

"Hah jangan bergurau Hinata. Hanya ada kita berdua disini dan tak ada siapapun lagi" sahut Ino tak mau percaya.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang