Chapter 27

33 4 0
                                    

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Melihat dirimu direndahkan orang lain hanya karena penampilan yang tidak meyakinkan sungguh membuatku jengkel.

Wajah Hinata memang terlalu lembut dan kalem untuk berurusan dengan balapan. Jadi wajar jika si Tuan itu tak percaya padaku.

Tapi hey Namikaze Naruko ada di dalam tubuh Hyuuga Hinata. Itu artinya tak ada yang tak mungkin untuk dilakukan.

"Kita akan tahu apakah saya adalah gadis cilik atau bukan jika anda mau memberi saya kesempatan Tuan..." ujarku tak sampai selesai.

"Hidan itulah namaku" sambung si Tuan yang ternyata bernama Hidan.

"Tuan Hidan. Baiklah jadi bagaimana apa anda mau memberi saya kesempatan?" tanyaku sekali lagi masih belum menyerah.

"Jawabanku tetap tidak. Aku tak bisa mempercayakan uangku pada gadis amatir sepertimu" jawab Tuan Hidan tetap kukuh.

"Hm bagaimana anda bisa bicara seperti itu saat anda sendiri belum melihat kemampuan saya Tuan?" tanyaku masih tak menyerah.

"Ck orang bodoh saja tahu kalau kau itu gadis amatir dilihat dari penampilanmu saja yang sudah tak meyakinkan" jawab Tuan Hidan dengan mulut pedasnya.

"Ck lagi-lagi soal penampilan" decakku dalam hati mulai tak suka.

Tapi aku harus sabar. Dia adalah targetku malam ini jadi apapun yang terjadi aku harus mendapatkannya.

Terlepas dari itu aku sudah berjanji pada Hinata kalau aku akan membantunya mencari uang tambahan.

"Jika soal itu anda tak perlu khawatir Tuan Hidan. Saya pastikan kemampuan saya lebih dari seperti penampilan saya" balasku mencoba meyakinkan.

"Ck kau ini keras kepala sekali gadis cilik. Sudah kubilang tidak ya tidak. Aku sudah kerahkan 2 pembalap terbaikku dan mereka berdua gagal bahkan sudah membuatku kehilangan banyak uang malam ini" decak Tuan Hidan.

"Saya ingin balapan malam ini. Dan saya tak akan bisa jika saya tidak punya uang taruhan. Begini saja jika Tuan Hidan tidak mau memberi sponsor pada saya maka bolehkan saya meminjam uang Tuan Hidan?" tanyaku sedikit mengubah rencana.

"Tidak. Uangku sudah habis" tolak Tuan Hidan segera.

"Ck" decakku dalam hati benar-benar jengkel.

Aku sudah meminta baik-baik bahkan sedikit merendah tapi orang ini masih keras kepala dan menyebalkan.

Apa dia fikir aku akan percaya jika dia sudah kehabisan uang. Hah yang benar saja.

"Baiklah begini saja Tuan Hidan. Terus terang saya sedang butuh uang saat ini. Dan jujur saya tidak percaya jika anda bilang anda tidak punya uang saat ini. Bagaimana kalau anda memberi saya taruhan lalu jika saya menang kita akan membagi hasilnya berdua anda 60% karena anda yang memberi modal dan saya sisanya 40% bagaimana?" tanyaku mencoba membuat penawaran.

Untuk sesaat orang itu terdiam seolah sedang berfikir baik buruknya menerima tawaranku.

Atau mungkin dia sedang memperhitungkan keuntungan bahkan resiko tentang menerima tawaranku.

Terlepas dari semua itu namun akhirnya dia kembali buka suara.

"Lalu jika kau kalah bagaimana? Aku akan rugi karena kehilangan uangku lagi. Bukankah tidak ada jaminan kau akan menang gadis cilik" ujar Tuan Hidan.

"Cih soal itu anda jangan samakan saya dengan para pembalap amatiran anda Tuan Hidan. Karena seingat saya, saya tak pernah kalah jika soal balapan" decihku percaya diri.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang