Aku dan shelsi tidak sabar menunggu kehadiran anak. Hingga hari yang telah dinanti pun tiba, shelsi memberikan aku seorang putri. Namun kebahagiaan bersama istriku hanya sebentar karena shelsi pergi meninggalkan ku selamanya.
Aku marah, menangis, kehilangan orang yang ku cintai untuk selamanya. Awalnya aku bahagia diberikan seorang anak, namun aku mendadak dibuat kesal oleh bayi itu. Karena melahirkan dia, istriku pergi selamanya.
Dari situlah aku membencinya meski aku tahu dia adalah darah dagingku. Aku ga suka kehadiran dia, bahkan aku menolak membawanya kerumah, namun mama dan saudara semua memohon dan meminta supaya dia tingg bersamaku, baiklah aku mengijinkannya tapi jangan harap aku mengurusnya terlebih memberikan kasih sayang buatnya. Cukup aku hanya mmberikan kebutuhan materi dia.
Terserah kalau kalian marah samaku tapi yang pasti aku ga menyesal mengabaikan anak itu. Begitulah ku jalani dalam keseharian hidupku tanpa istri.
Saking ga sukanya lihat bayi itu, hingga saat dia menangis pun aku marah dan membentaknya, bagiku dia membuatku tambah stres dan itu kadang membuat ku ga betah dirumah, bahkan aku pernah ga pulang kerumah.
Tadi aku mendapatkan telpon dari mama, katanya gesha jatuh dari tempat tidur dan meminta aku datang kerumah sakit, tapi aku menolak dengan alasan masih sibuk.
Tapi aku malah dibuat gelisah dikantor, kepikiran juga sama bayi itu. Tapi aku masih ego dan ga mau kerumah sakit. Hari ini aku cukup lelah kerja dikantor, aku memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya dan ini untuk ketiga kalinya pulang lebih cepat.
Akhirnya aku sampai juga dirumah, lagi-lagi aku dikejutkan sama mobil yang terparkir dihalaman rumah. Bukannya ini mobil yang pernah aku lihat keluar dari gerbang rumah, dan saat aku bertanya sama mama katanya sih temannya mama.
Ga mau terlalu memikirkannya aku pun masuk kedalam rumah. Aku melihat kosong ruangan. Dan aku kali ini sengaja ga bersuara memanggil mama, aku mau tahu dimana, siapa dan lagi apa mereka.
Aku keliling dibawah, tidak terlihat wajah mereka jadi aku memutuskan kelantai atas. Meletakkan sebentar tasku dikamar ku lalu mau lihat kamar mama dan bayi itu.
Mataku dikagetkan saat melihat sosok lagi duduk dikasur membelakangi aku, dari posturnya bukan mama dan seperti anak muda. Dan aku lebih kaget saat terlihat sebelah bahu polosnya seperti lagi menyusui. Aku pun masuk kekamarnya.
"hey, kamu siapa? Kenapa ada dikamar anakku?" terlihat dia tegang namun belum menoleh apa lagi menjawab.
"hey, kamu siapa?"
"digo, digo kamu udah pulang nak?" sahut mama dari pintu.
"mama?" lalu kembali menoleh kearah kasur.
"dia siapa ma?"
"hah..di..dia..dia.."
"hey, kamu siapa sih?" tanyaku lebih kuat. Dia langsung merapikan bajunya lalu menoleh kebelakang.
Degh!!!
"sha..." lirihku syok.
"ka..kamu.., shalona?" tanyaku lagi. Dia pun mengangguk.
"hay digo..." mataku memanas, rahangku mengeras, tanganku mengepal. Aku mendekati dia lalu menatap bayi itu, ternyata gesha.
"jadi dia menyusui gesha? Bagaimana bisa?" batinku. Lalu menatap sha kembali.
"siapa mengijinkan kamu kerumah ku hem?" ucapku penuh tekanan.
"jawab.."
"JAWAB SIALAN..!!" bentakku saat dia diam aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
RomansaKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...