Menanti hari bahagia

2.7K 111 10
                                    

Setelah om dirles memukulku dan akhirnya memberikan restu buat aku nikahi anaknya, mereka semua mengucapkan selamat kepadaku. Dan kami kembali berbincang ringan.

Dirasa cukup berbincang, varga duluan pamit mau pulang kepada kita. Sebelum dia pergi ninggalim rumah ini,  aku mengejar dia keluar dan membiarkan mereka semua didalam yang  masih asyik bermain dengan gesha.

"varga..." dia pun menoleh.

"eh,  digo.." jawabnya aku pun mengangguk senyum.

"kenapa digo?" tanyanya lagi.

"sekali makasih ya varga.., jujur aku tahu bagaimana perasaan mu sekarang. Aku minta maaf varga.." ucapku sedikit menyesal.

"yaelah,, itu toh..santai aja digo. Aku tidak apa-apa kok. Kamu ga perlu minta maaf." dia menepuk pundakku. Aku pun mengangguk.

"aku ikut bahagia kok digo, apa lagi tuh lihat shalona lebih terlihat aura bahagianya apa lagi ditambah ada gesha." ucapnya sambil menunjukkan sha dan semuanya yang terlihat kaca jendela dari luar. Aku pun sontak menoleh kearah yang dia tunjukkan.

"bahagiakan sha nya? jadi tidak ada yang perlu disalahkan disini."

"oh iya digo.." lanjutnya.

"iya var?"

"bisa aku minta 1 permintaan sama mu?"

"apa itu var?"

"ini., aku ingin cincin ini kamu berikan pada sha saat kamu melamar dia secara resmi nantinya, maaf kalau cincinya dari aku." dia memberikan kotak mungil berwarna merah ini.

"varga.." aku semakin merasa bersalah.

"tadinya aku ingin melamar dia pakai cincinya, tapi karena ga jadi..yaa..aku serahkan sama kamu aja digo. Kamu mau kan?" aku langsung mengambil kotaknya lalu mengangguk.

"iya varga.., aku mau kok.  Aku akan lamar dia secara resmi dengan cincin yang kamu beri." dia pun tersenyum.

"makasih digo.."

"varga..?"

"ya digo?" jawabnya dan aku langsung mengulurkan tanganku.

"bisakah kita bersahabat? Aku ingin kita bisa lebih kompak lagi." ucapku sambil mengulurkan tangan.

"tentu digo.., kita bisa bersahabat." varga menyambut salam ku.

"jangan menghilang ya varga, hehehe..karena sha pasti juga tidak ingin kamu pergi dari dia."

"hehehe, tenang aja..aku masih disini kok, kalian pun menikah tentu aku akan datang donk.  Aku bukan pria cemen kayak lo...hahaha." ledeknya.

"sialan kau varga..hahah.." kami pun tertawa, dan akhirnya dia pun pulang kerumahnya. Dan aku kembali masuk kerumah.

"itu papa nak...." baru masuk kedalaman rumahnya,  suara sha menganggetkan ku tapi aku langsung tersenyum.

"papa..." ulangnya lagi lebih semangat. Aku pun terkekeh dan berjalan menghampiri mereka.

"kenapa sayang? Sampai teriak gitu.." sambil usap kepala sha.

"ini..anak kamu dari tadi nyariin papanya loh.." jawab sha sambil melihat gesha, aku pun langsung ambil gesha dari sha.

"ulu..ulu sayang nya papa..., nyariin papa dari tadi ya nak.." gesha pun loncat-loncat dipahaku.

"halaahhhh.., persis banget kamu kayak mama nak. Gengsi amat ngakunya.  Bilang aja kamu yang nyariin digo dari tadi, pakai bilang gesha segala." ledek om dirles dan itu membuat sha melotot.

Game Over (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang