Aku akhirnya mengenalkan wanita itu pada sha, dan dia adalah brie. Aku pikir sha akan senang dengan pilihanku.
Tapi, baru aja aku mengenalkan mereka, aku merasa aroma yang aneh dari sha. Terlihat dia ga suka kehadiran brie, bahkan dia syok aku bertemu brie lagi.
Bukan hanya itu aja, bahkan saat brie ingin memangku gesha, sha sangat keberatan memberinya. Tapi aku memaksa sha dan akhirnya dia memberikan gesha.
Lanjut cerita, aku bersuara lagi dan meminta sha menyetujui pilihan dan keputusan ku. Lagi dan lagi sha diam, ku mengulang ucapanku lagi tapi dia malah mengalihkan percakapan ku dengan alasan gesha sedang haus.
Beneran aku syok, saat sha membawa gesha kemobil. Ada apa dengan sha? Kenapa malam ini dia sangat keberatan dari sebelumnya. Aku dibuat geram sama dia.
Ingin sekali aku mengejarnya tapi ditahan brie, dia bilang mungkin gesha lagi haus dan aku mencoba menghilangkan pikiran negatif ku sama sha.
Aku dan brie kembali bercengkrama sambil menunggu sha kembali kesini, tapi udah sejam dia juga ga datang dan itu membuat aku gelisah dan geram. Kegelisahan ku terbaca oleh brie, dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
Begitu aku keluar cafe, aku langsung berjalan cepat kemobil, ingin sekali aku marah sama dia. Namun, saat aku membuka pintu mobil, aku dibuat langsung terdiam. Niat mau ngomel sama dia aku tahan.
Bagaiman tidak, sha tertidur dikursi sambil menyusui gesha yang juga udah tertidur. Aku langsung menelan ludah.
Aku langsung menghela nafas kuat, lalu masuk kedalam mobil dan menutup pintu sepelan mungkin agar mereka ga terkejut.
Aku masih diam dikursi kemudi sambil mengatur nafas yang terasa sesak. Lalu aku melihat gesha dan sha yang tidur. Dan saat aku melihat sha, aku syok saat melihat matanya seperti habis menangis.
"kamu kenapa sha.." lirihku pelan.
"kali ini kamu beda banget, bahkan sebelum kita berangkat kamu juga udah beda banget.." masih menatap sha sendu. Kemudian menatap gesha.
"benerkah kamu ga nyaman sama tante brie nak?"
"mungkin karena baru pertama ya nak, papa yakin nanti lama-kelamaan kamu nyaman sama tante brie seperti kamu nyaman sama mama sha." aku mulai merasakan sha bergerak.
"sha..sha.." aku mengusap pucuk kepalanya.
"sha bangun donk.., kita mau pulang nih." aku memilih menahan kekesalan ku tadi. Akhirnya dia pun membuka mata.
"ekh, aku ketiduran ya..?" aku cuma angguk senyum aja. Dia langsung lihat gesha.
"aduhh, anak mama juga ketiduran ya." tanyanya sambil memperbaiki serbet yang menutupi dadanya.
"digo.."
"hem?"
"maaf ya, aku ketiduran. Jadi gimana pembahasan kalian?" tanyanya lagi.
"pembahasan kami ya biasa-biasa aja., kamu nya juga ditunggu ga datang-datang. Jadinya kita tunda bahas kelanjutannya." dia kembali menunduk.
"maaf.." lirihnya.
"yaudah gapapa, kapan-kapan kita bertiga akan bahas itu lagi. Kita pulang ya sha.." dia hanya mengangguk.
Selama diperjalanan kita berdua diam aja, sha juga ga ajak bicara padahal biasanya dia mau ajak aku bicara duluan. Aku semakin geram dibuat aneh sama dia.
Hingga akhirnya kami pun sampai rumah, lagi dan lagi dia diam, turun dari mobil tanpa suara. Dia hanya fokus sama gesha. Begitu dia keluar mobil dan berjalan ke pintu, aku langsung memukul setirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
RomanceKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...