Memandang rumah ini kembali membuat ku nyesak lagi. Entah kenapa aku diharuskan datang kerumah ini lagi.
Teringat semua kenangan dirumah ini terlebih saat-saat aku,digo dan gesha tertawa bersama, bercanda bersama, bermain bersama, cerita bersama.
"huft.., aku harus bisa dan kedatangan ku kesini hanya untuk gesha." aku pun membuka pintu rumahnya.
Begitu membuka pintu, langsung terdengar suara tangisan gesha. Aku langsung berlari dibarengi dengan air mata, karena aku udah bisa membayangkan keadaan gesha sekarang.
"geshaaaa.." ucapku cukup kuat, aku kaget saat gesha muntah.
Hingga membuat mereka terkejut dan menoleh. Dan aku langsung menghampiri gesha dan menghiraukan suara mereka.
"gesha..sayang ini mama nak.." aku langsung ngelap muntahnya tanpa jijik.
"dia kenapa bisa begini tante.." sambil ngelapnya. Gesha pun masih terus menangis.
"dia menangis trus sha.., udah 3 hari dia demam tinggi, kita udah bawa kedokter, tapi demamnya belum turun-turun." jelas tante.
"plis jangan sakit sayang.., mama khawatir sama kamu." selesai sudah aku bersihkan muntahnya.
"hey.., biar aku aja yang urus gesha." brie menarik tanganku dan aku langsung melepaskan tangannya tanpa menjawab ucapannya.
"sha.., kamu minggir deh. Aku bisa urus dia."
"brie.., biarkan sha melakukannya." itu suara digo.
"ga bisa donk digo.., kan aku calon mama gesha bukan shalona."
"iya tapi ka_"
"sha minggir donk, kamu dengar ga sih aku bicara. Shalona.." dia masih menarik tanganku. Habis udah kesabaranku.
"CUKUP BRIE.." bentakku sambil berdiri menatap dia horor. Tampak semua disini kaget.
"APA YANG BISA KAU LAKUKAN HAH?? APA??" bentakku lagi.
"kamu tidak bisa menghandle dia. Aku tahu apa yang dibutuhkan gesha dan kamu...kamu ga tahu apa yang dibutuhkan gesha." brie pun terdiam.
"kamu tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk gesha.. CAM kan itu. Awasss.." aku langsung mendorong dia kesamping.
"gesha sama mama ya nak.., badan kamu panas banget sayang. Biar mama bantu ya nak." aku pun menggendong gesha dan berjalan keluar kamar digo.
"hey, mau kau bawa kemana gesha hah?" lagi-lagi aku dibuat geram sama dia. Lalu membalikkan badan dan kembali menatap dia.
"udah aku bilang..hanya aku yang tahu apa yang dibutuhkan anakku." geramku lalu keluar menuju kamar tante.
"sha.., gesha belum minum susu dan obat." ucap tante yang berada disampingku.
"iya tan.., serah semuanya sama sha."
"makasih sha.., tante pikir kamu ga akan datang." aku cuma angguk aja.
Aku membuka semua baju gesha dan tanpa sehelai pun ditubuhnya. Lalu aku membuka baju dan tinggallah bra ku. Tante tampak bingung dengan caraku yang tak seperti biasanya.
Dan sebelum aku membuka kancing bra belakangku, aki memastikan dulu kalau digo tidak berada disini, ga mungkin juga aku telanjang depan dia. Aku pun menoleh kebelakang dan bener aja dia berada disini begitu juga brie.
"tante.., tolong digo dan brie keluar dari kamar ini ya."
"kamu mau ngapain sha sampai buka baju semua gitu hem?" sewot brie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
RomansaKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...