Betapa syoknya aku saat digo mengatakan ingin membuka hati kembali tepatnya akan menikah lagi terlebih untuk memberikan gesha seorang ibu yanag akan menemani dia selamanya.
Akhirnya terjawab juga penasaranku, dan apa kah ini yang selalu menganggu pikiranku hingga buat aku ga mood selama seminggu ini.
Lalu apa balasan ku lagi? Aku hanya mendukung dia, aku setuju dia menikah lagi, meski berat sih tepatnya berat kalau harus pisah dengan gesha nantinya seperti yang dia katakan. Tapi aku mencoba meyakinkan digo kalau semuanya akan baik-baik aja, meski nyesak ungkapinnya. Aku berdoa semoga dia mendapatkan yang benar-bener menerima digo dan gesha terlebih menyayangi dan mencintai mereka.
Selain digo memutuskan untuk menikah lagi, dia juga berharap dan berdoa supaya aku juga bahagia, mendapatkan pasangan hidup yang terbaik buat ku. Diakhir curhat kami, digo memeluk ku sangat erat, dan aku bisa merasakan arti pelukan ini. Aku pun membalas pelukannya, tanpa dia ketahui bahwa aku meneteskan airmata.
Aku memutuskan pulang setelah kita puas curhat tadi, tapi aku masih aja kepikiran dengan curhat kita, mengemudi aja aku ga semangat seperti biasa.
Hingga saat sampai dirumah, dan saat semua pada asyik cerita bersenda gurau pun aku cuma diam aja, aku hanya mengamati mereka sesekali aku cuma senyum aja saat mereka lihat aku. Begitulah sampai dikamar pun aku masih dalam mode diam aja.
Aku melihat laptopku diatas meja, dengan sekali hentakan nafas, aku kembali membuka laptop, menulis dan menulis sampai aku mengeluarkan isak tangis.
"aarghhhh....hiks..hiks..hiks.." tangisku pecah.
"kenapa aku harus seperti ini...,hiks..hiks.." lalu aku melihat foto kita ku, digo, shelsi, gyp dan kelly diatas meja, aku pun mengambil fotonya.
"aku iri pada kalian semua.., hiks..hiks.., kalian yang saling menyayangi dan mencintai, kalian pernah bahagia.., kapan aku bisa merasakan bahagia seperti kalian."
"bahkan aku sulit membuka hati lagi, aku sulit jatuh cinta..hiks..hiks.." sambil menatap foto kebersamaan kita dulu, lalu memeluk fotonya, kemudia berjalan kejendela sambil menatap langit.
"shelsi..., apa kabar disana? Shel..kamu tahu kan digo sangat mencintai kamu, kamu ga marahkan kalau digo menikah lagi? Shel..., digo akan mencari ibu buat anak mu. Aku harap digo bisa menemukan wanita seperti kamu.."
"shel..., aku juga akan kehilangan gesha.., hiks..hiks..aku udah terlanjur sayang sama gesha."
"seandainya aku ga balik keindonesia...seandainya aku ga bertemu gesha. Hiks..mungkin hidupku masih tenang."
"hiks..hiks..hiks.." isakku. Lalu aku memutuskan kembali tidur. Sebelumnya aku meletakkan fotonya diatas mejaku.
Dan baru aja aku berbaring dikasur menghadap tembok, aku mendengar suara pintu terbuka dan aku langsung menutup mata, aku lagi ga ingin diganggu.
"sha..., kamu udah bobo nak?" ucap mama sambil mengusap kepalaku.
"sha.., mama merasakan ada yang lain dari kamu. Seminggu ini mama melihat kamu murung terus? Ada apa nak? padahal sebelumnya kamu selalu happy, bawaanya bahagia terus." mama masih mengusap kepalaku dan aku udah mati-matian menahan sesak ini.
"apa yang terjadi pada kakak? Mama sedih melihat kakak murung seperti ini. Siapa yang menyakiti mu nak?"
"sha.." kali mama menempelkan pipi nya dikepalaku dan tangannya masih mengusap lenganku.
"kamu ga bisa bohong sama mama nak, mama pernah mengalami masalah hati yang sama dengan kakak sekarang."
"saat papa dan mama meminta kamu untuk membuka hati tepatnya menikah, kamu selalu menolaknya. Dan kakak selalu bilang kalau kakak enjoy aja dan bahagia dengan sekarang, tapi mama tahu hati kamu tidak seperti ucapanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
RomanceKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...