Semenjak pertengkaran ku dan sha dimalam tadi dan itu untuk pertama kali aku melihat kemarahan yang serius dari sha. Aku dibuat terdiam akan ucapannya.
Dan saat itu juga aku melihat betapa peduli dan sayangnya sha sama gesha. Aku sungguh dibuat beneran ga berkutik saat dia memperlakukan gesha, terlebih dia memberikan gesha susu lewat punya nya. Sementara aku ayah kandungnya sama sekali ga peduli sama dia.
Setelah gesha benaran pulas tidur, sha langsung pamit pulang samaku, lagi-lagi aku cuma bisa diam. Mama mengantar sha sampai depan pintu. Dan aku masih menatap gesha yang tertidur tenang dari pintu kamar ini. Air mataku pun menetes.
"digo.." ternyata mama udah datang, aku langsung hapus airmata ini.
"ya?" jawabku singkat.
"sha perhatian banget ya sama gesha.." aku cuma berdehem lalu keluar dari kamar.
Begitu aku masuk kekamarku, lagi-lagi aku dibuat cengeng. Mengingat cara sha menenangkan gesha, dan itu untuk pertama kalinya dicubit hatiku.
"kenapa kamu begitu peduli sama anak ku sha?" lirihku pelan.
"bahkan aku aja ga pernah peduli sama anakku sendiri. Hiks..hiks...kenapa sha?"
"apa kamu merasa bersalah karena ga ada melihat lahirnya gesha? Atau merasa karena kepergian shelsi? Kenapa sha?"
"hiks..hiks.., kamu ga perlu melakukan ini sha.., ga perlu sha.."
"shelsi..., maafkan aku.., maafkan aku mengabaikan anak kita. Hiks..benarkah kamu kecewa disana melihat sikap ku?"
"aku minta maaf shel..., aku minta maaf..,hiks.."
"bener kata sha, gesha bayi yang mungil..bayi yang ga tahu apa-apa. Hiks..tapi aku masih terus menyalahkannya atas kepergian mu shel.."
"kamu tahu sayang, sha tadi memberikan hak semua bayi yang seharusnya kamu yang memberinya. Shalona sahabat kita begitu sayang sama anak kita."
"hiks..hiks.., bagaimana dengan aku shel? Aku merasa malu terhadap sha terlebih terhadap diriku. Hiks..hiks.., aku jahat shel..aku ayah yang pengecut shel.." semua ku keluarkan unekku yang terpendam dihati.
Malam semakin larut, lagi-lagi gesha menghantui pikiranku. Aku dibuat gelisah lagi.., jadi aku memutuskan untuk melihat gesha dikamar mama.
Aku membuka pelan pintunya, aku melangkah hingga berada disamping box sha. Aku menatapnya yang tidur terlelap. Dan lagi-lagi aku teringat dengan interaksi dia dengan sha.
"benerkah kamu membutuhkan papa nak?" dengan mata berlinang.
"benerkan kamu sayang sama papa nak? Seperti kata mama sha nak?" nafasku tercekat saat matanya terbuka pelan.
"gesha..." lirihku.
"maafkan papa nak.., hiks..maafkan papa." isakku pelan saat dia juga tersenyum samaku.
Namun saat aku ingin megang dia, terdengar suara pergerakan dari mama. Tanganku langsung terhenti bahkan aku langsung keluar dari kamar.
****
Seminggu telah berlalu, dan sampai sekarang aku belum menyentuh gesha. Dulunya ego ku kuat dan sekarang gengsi ku yang datang. Percayalah setiap melihat mama dengan gesha. Aku juga menyempatkan melirik gesha tanpa sepengetahuan mama.
Dan sekarang itu masih menganggu pikiran ku, bayangan gesha yang lagi tertawa, tersenyum selalu melekat diotakku.
"aihhh..., kenapa bayangan gesha selalu diotak ku sih." sambil mengacak rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
عاطفيةKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...