Seharian bersama papa

3.2K 177 4
                                    

Ceklekk..

Aku masuk kekamar gadis kesayanganku. Shalona udah tertidur pulas. Aku menghela nafas kuat, rasa sedih dihatiku timbul saat melihat punggungnya.

Aku teringat kejadian barusan tadi, ku akui lepas kontrol hingga aku menampar dia, hal yang ga pernah ku lakukan pada semua anakku. Dan tatapan wajah marah dan kecewa membuat jantung ku ciut.

Aku senang dia melanjutkan pendidikan lagi tapi aku ga izinkan kalau dia haru keluar negeri. Aku ga sanggup jauh dari semua anakku terutama shalona.

Aku pernah bilangkan, kalau kesalahanku dulu saat tidak bersama dia dalam kandungan mamanya selama 6 bulan itu membuat aku selalu merasa bersalah meski itu udah 21 tahun yang lalu.

"maafkan papa sayang udah menampar kamu tadi, papa salah kak.." sambil mengelus kepalanya.

"papa..papa ga bisa jauh dari kakak, sehari aja papa ga lihat kamu rasanya mati nak."

"itu karena papa sayang sama kakak, papa takut terjadi apa-apa sama kakak kalau jauh dari papa."

"papa sedih melihat raut wajah kecewa dan marahmu sama papa.."

"kamu boleh marah sama papa kak, tapi jangan sampai membenci papa ya kak."

"dan maaf papa ga bisa mengabulkan permintaan kakak kali ini."

"selamat tidur kak, semoga besok kamu bisa berubah pikiran. Papa sayang kakak sha.." lalu aku mengecup keningnya kemudian keluar dari kamarnya.

Dua hari telah berlalu ternyata ga enak juga diaman sama papa, mau bicara sama papa, gengsi ku terlalu tinggi ditambah lagi aku masih marah dan kecewa sama papa.

Meski papa selalu buat cara ajak aku bicara namun aku hanya menjawab dengan menggeleng dan mengangguk tanpa suara. Sedih juga lihat raut wajah papa saat aku cuekin.

Kejadian kemarin ternyata berpengaruh sama lainnya, aura dingin melingkupi rumah ini.  Seperti saat sarapan sekarang, hanya suara sendok dan kunyahan yang terdengar.  

"kak.." itu suara papa.

"kakak, papa mau ngomong sama kakak."

"iya pa? Mau ngomong apa?"

"hari papa cepat pulang,  temani papa ke mall nanti ya."

"ke mall? Ngapain harus kakak pak?"

"mama nanti arisan kantor, dean masih jam kuliah, distal les sekolah dan cuma kamu yang punya waktu kosong kan?" aku pun mengangguk.

"dan apa harus hari ini pa?"

"iya.., harus hari ini."

"memang papa mau ngapain kemall?"

"cerewet banget sih kak? Jadi ga mau nih temani papa ke mall?" aku terkekeh dalam hati, ternyata papa masih ngomel seperti biasa.

"hm..iya..iya..kakak mau kok nemani papa. Jam berapa pa?"

"jam 2 papa udah dirumah, dan kamu juga harus udah siap-siap ya?" aku pun mengangguk paham.

Game Over (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang