Meski masih belum bisa menguburkan rasa cintaku pada digo sepenuhnya, dan seminggu setelah pertunangannya, aku terkadang masih mau melamun, kadang diam tapi tidak separah sebelum-sebelumnya tapi....kadang aku Jug merindukannya.
Namun aku juga harus bisa 100% berhenti mencintainya, itu udah tekad ku. Biar hati ini tidak terluka lagi olehnya.
"huh!! Berhentilah sha memikirkan dia lagi...., tapi kok susah banget sih." keselku dan ternyata tingkah ku diperhatikan pengunjung mall ini.
"eh, maaf..maaf mas..maaf mba.." sesalku lalu kembali menyedot kopi starbuck ini.
"hem..., dan sekarang anakku lagi ngapain ya? Apa dia masih rewel lagi ya? Huft..., kalau pun iya semoga brie bisa membujuk dia meski aku sendiri ga yakin sih.." ucapku sambil mengaduk kopinya.
Bukk..!!
Aku kaget saat sebuah tas diletakkan diatas mejaku dengan cukup kuat, aku pun menoleh siapa yang beraninya ganggu aku.
"kamu..? Ngapain kamu kesini brie?" tanyaku ketus.
"hekh, aku mau ngomong penting sama mu.." balasnya ketus sambil duduk dihadapanku.
"kayaknya kita ga ada hubungan apa-apa deh, jadi ga ada yang perlu diomongi."
"dengar ya sha.., aku udah tunangan sama digo.."
"lah trus? Hubungan sama ku apa?"
"ck, pertama ya.., aku seneng banget bisa merebut digo mantan pacarku dulu kembali kepelukanku." aku diam aja, mencoba tidak peduli sama ucapannya.
"aku sangat berterima kasih sama mila sahabatku, kamu ga lupa mila kan? Katanya dia ketemu sama kamu saat acara kantor digo waktu itu."
"jangankan aku, mila juga ga ingin kamu jadi milik digo, mkanya mila langsung hubungi aku dan menceritakan semua tentang digo."
"kalian kok jahat banget sih? Salah apa aku sama kalian hah?" tanyaku mulai tersulut emosi.
"mau tahu apa salah mu hem? Gara-gara kamu aku putus sama digo.., ingat itu hah?" sentaknya.
"brengsek, tutup mulut mu ya..aku ga pernah menyuruh digo memutuskan mu, digo memutuskan mu karena ulah mu, kamu berselingkuh dengan sepupunya dan kamu ga lupakan ketangkap basah sama digo dihotel itu?"
"cuihh, aku yakin kamu menghasut dia dan menemani dia untuk mengikuti aku. Kalau sebenarnya senangkan aku putus sama dia."
"terserah mu mau bilang apa..terserah..aku ga peduli sama tuduhan omongan kosongmu, lagian kamu juga udah berhasil mendapatkan digo. Jadi ga perlu diributkan lagi.." aku berniat bangkit dari kursi tapi ku urungkan.
"gesha..." lirihnya, aku langsung menatapnya.
"bayi sialan itu sangat mengganggu..." geramnya, aku dibuat kaget sama ucapannya.
"heh, jaga omongan mu, dia anak digo dan pastinya jadi anak mu.., hemm..udah ku duga, kalau kamu tidak tulus menyayangi gesha.., kamu hanya menginginkan digo tapi tidak dengan gesha."
"aku memang hanya mengharapkan digo tapi tidak dengan bayi itu. Dia sungguh menyusahkan dan gara-gara dia digo kesal sama ku karena aku belum bisa ambil hati gesha. Dan gara-gara dia juga, digo belum menyinggung tentang rencana pernikahan kami." marahnya.
"dia memang bayi sialan...!!" bentaknya.
Plak...!!
Aku menampar dia, airmataku jatuh, hatiku terluka saat dia mengatakan gesha bayi sialan, bagaimana dia bisa melontarkan kata laknat itu untuk gesha, yang akan jadi anak dia juga. Aku aja tidak pernah berucap kata keji itu pada sha, aku bahkan selalu mengucapkan kata sayang dan cinta buat gesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
RomanceKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...