Bener-bener aku melakukan niatku, bener-bener aku ingin lupakan mereka. Sebulan sudah aku tak bertemu mereka lagi. Sebelumnya meski aku udah ga kerumah digo tapi aku bertemu sama gesha dan tante diluar, tapi sebulan ini aku tidak mau lagi bertemu dengan mereka diluar.
Tok..tok..
"kak..kakak udah siap-siap? Sarapan yok nak.."
"oke ma.." teriakku dari dalam lalu membuka pintu.
"are you okey baby?" tanya mama sambil mengelus kedua pipiku.
"hehehe, aku baik-baik aja kok ma.., kan kakak harus bangkit lagi." jawabku.
"nah gitu donk nak.., ayo semua udah pada nunggu kakak."
"ayo ma.." kami pun turun menuju dapur.
"loh.., varga? Kamu ngapain kesini?" tanyaku saat melihat dia ikut duduk.
"sarapan dulu kak, ngocehnya nanti aja.."
"ih..papa..., kakak bukan ngoceh tapi bertanya."
"iya...iya..iya..sini duduk samping papa." papa menarik tanganku duduk sampingnya. Namun saat ditengah sarapan.
"kak..."
"iya pa?"
"mulai sekarang varga yang antar kamu ke kampus ya."
"uhuk..uhuk..uhuk.." aku tersedat saat dengar ucapan papa.
"astaga kak.., nih minum dulu." papa memberik ku gelas.
"kamu kenapa sih nak? Ngagetin aja." aku pun akhirnya lega setelah minum.
"papa yang ngagetin aku.., apaan sih diantar sama dia. Aku bisa berangkat sendiri loh pa.., emang dia ga ada kerjaan apa sampai harus antarin kakak kampus."
"dengar dulu papa sayang.., papa udah kasih tahu jadwal kamu ngajar dan memang ga tiap hari dia antar kakak, hanya jadwal pagi aja kakak diantar dia, sekalian juga dia kekantor.., gitu loh kak.." aku langsung mengerucut.
"ihhh..., tapi untuk apa sih pa? Tumbenan nyuruh orang antar kakak."
"kak.." papa memegang tanganku.
"kita lakukan ini demi kakak, supaya kakak aman, ga galau-galau lagi." ucap papa lembut.
"Dan..supaya kakak cepat move on.." bisik papa ditelingaku, mataku langsung melotot.
"papa.." kagetku.
"papa udah tahu semuanya kak.., ngertikan kenapa papa lakukan ini buat kakak. Jadi mau kan sayang?" aku pun mengangguk dan papa mengusap kepalaku.
"yaudah, kita lanjutkan sarapannya."
Kami pun melanjutkan sarapannya sampai selesai, dan sekarang kami lagi diteras rumah mau pamitan. Distal dan dean udah berangkat duluan.
"kalian hati-hati ya.."
"iya pa.."
"varga.., jaga anak om ya. Awas sampai kamu buat dia kesel apa lagi nangis."
"hahahah, aman om..serahkan sama varga." dengan gaya sok coolnya.
"sok iyes kau.." omelku.
"hey...hey..ngomong yang benar kak." tegur papa.
"hehehe maaf papa.."
"yaudah pergi lah kalian duluan."
"halaahhhh..., bilang aja papa mau makan bibir mama." terlihat mama dan varga tertawa.
"sialan nih bocah.., sana..sana..cepatlah kalian pergi." papa mendorong punggungku dan varga dan kami pun tertawa sambil berjalan menuju mobil.
Dan selama perjalanan pun kami masih saling diam. Akunya juga ga mau ajak dia bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (END) √
Storie d'amoreKedatangan ku kembali bukan untuk dia, namun bayi mungilnya berhasil mengambil hatiku. (Shalona Khriles Swidgjer) Aku tidak peduli dengan anakku, karenanya aku kehilangan istriku selamanya. Namun aku dikejutkan dengan kedatangan dia kembali, meng...