Menyesal????

2.3K 118 12
                                    

Dan aku langsung berlari kekamar digo tanpa menjawab ucapan tante. Bahkan aku sampai lupa kaki ku yang keseleo tadi hingga aku sempat terjatuh ditangga paling atas dan tak aku hiraukan sakitnya, dipikiranku adalah gesha.

Begitu berada dipintu kamarnya, lagi-lagi hati ku cemburu, digo dan brie berusaha menenangkan gesha terlebih brie dalam gendongan brie,  terlihat sekali mereka keluarga bahagia. Namun aku langsung tersadar saat tangisnya semakin kencang, aku mendekati mereka.

"berikan gesha padaku.." aku mengambil gesha dari tangan brie namun ditahan brie.

"hey.., gesha lagi menangis..sembarangan kamu narik dia. Kamu ga punya hak lagi.." aku langsung syok dengar ucapannya, mataku kembali berlinang, sakit sekali rasanya mendengar larangan brie.

"kamu ga tahu apa yang dibutuhkan gesha.." dengan gerakan cepat aku berhasil merebut gesha.

"hey..."

"udah brie, sha tahu apa yang dibutuhkan gesha.." itu suara digo.

"shuttt...shutt..ini mama sayang..ini mama.." ucapku lembut sambil mengelus punggungnya dalam gendonganku.

"iya nak..mama disini kok bersama gesha.., mama disini sayang..." ucapku dengan nada bergetar, jatuh sudah airmataku. Namun dia masih nangis tapi tidak sehebat tadi.

Aku masih menggoyangkan dia kekanan-kiri sambil tepuk paha mungilnya, sesekali aku usap keringat yang menempel di seluruh wajahnya. Gesha pun melihat aku dengan mata sendu, hatiku semakin sakit.., tapi aku harus memberikan senyuman buat anakku.

"hay sayang mama.., mama disinikan nak..? Jangan nangis lagi ya cantiknya mama.., iya sayang..mama ga pergi kok. Mama kangen banget sama gesha. Maafian mama ya nak.." aku kecup keningnya,  barulah tangisnya benar-benar berhenti meski ada sisa senggukan akibat nangis tadi

"digo..., gesha udah tenang..." aku mendengar brie bicara dengan digo.

"iya, karena sha yang dibutuhkan gesha.." jawab digo, tapi aku tidak mau melihat digo dan brie. Aku masih fokus dengan gesha.

"kamu mau nen sayang..?"

"mau nen hem?" tanyaku lagi dengan masih setia elus pipinya, tenangnya hatiku saat dia tersenyum padaku.

"hahaha, ya sabar donk sayang.." aku tertawa saat dia langsung nyeruduk buah dadaku.

"kita kekamar oma aja ya.." aku langsung berbalik biar keluar dari kamar ini.

"sha..." panggil digo, dan mau ga mau langkah ku terhenti dan menoleh padanya.

"ya digo?"

"ini susunya.." digo memberikan susu botolnya lalu aku mengambilnya.

"aku nyusui gesha dulu ya digo, kamu tahukan dia mau nen, hehehe.." dia hanya angguk pelan aja. Aku pun keluar dari kamarnya dan masuk kamar tante.

"bentar ya sayang, mama harus bukan kancing dulu ya.." aku meletakkan dia sebentar diatas kasur.

Dan aku menurunkan resleting dress belakang ku sampai diatas pinggang, lalu menurunkan dress bagian tangan lengan pendek sebelag kiri ini, terpampanglah buah dadaku. Aku kembali memangku gesha.

Aku masih dibuat terkekeh lihat gesha yang udah ga sabarannya, aku langsung meneteskan susunya, gesha pun menyedotnya, kali ini dia tampak lebih kencang mungkin dia sangat kehausan.

"udah haus banget ya sayang.." kembali meneteskan susunya dan lagi-lagi dia langsung melahapnya.

"bagaimana kita bisa pisah lebih lama nak? Dua minggu aja kita ga ketemu kamu pasti rewel kayak gini.." gesha masih nyedot sambil natap aku, tangan mungilnya pun memegang pipiku, aku langsung mengecup tangannya.

Game Over (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang