Ketika hati berbicara

1.3K 82 14
                                    

Aku masih duduk disofa balkon kamarku sambil menatap langit malam. Digo tadinya minta mampir kerumah cuma aku tolak dengan alasan gesha.

Dan masih menatap langit malam, aku mengingat keseharian kita hari ini, menemani dia ngedate, bersenda gurai dengan gesha, hingga dia mengantar aku pulang.

"digo, aku ga tahu apakah ketika kamu akan menikah lagi, aku hadir apa ga." lirihku pelan.

"dan ketika kamu membangun rumah tangga baru lagi, apakah aku masih berkunjung kerumah mu apa ga, aku ga tahu digo.."

"yang pasti paling berat bagi ku adalah ketika jauh dari gesha.." dengan mata berlinang.

"shel..., aku ingin banget curhat sama kamu. Aku ingin meluapkan isi hatiku.." yang masih menatap langit.

"shelsi..., sebelumnya aku minta maaf sama kamu.., aku..aku..cuma ingin kamu tahu shel.. Kalau..kalau aku MENCINTAI digo..hiks..hiks..aku cinta sama digo shel..jauh sebelum kamu mengenal digo." isakku.

"hiks..hiks...maaf shel karena aku mencintai suami kamu. Maafin aku shel...."

"kamu tahu shel, saat digo mengatakan suka sama kamu, hatiku terluka shel..., aku cemburu shel..hiks..tapi aku bisa apa shel?"

"kamu tahu shel bagaimana perasaan ku saat dia meminta tolong padaku untuk mendapatkan kamu? Hiks..hiks."

"aku menahan kecemburuan didalam hati ini shel.., melihat kalian bersama selama 3 tahun lebih. Kamu pasti tahu gimana aku mati-matian menahan airmata ini, mati-matian menahan sesak didada ini..."

"bahkan saat kalian menikah aku tidak bisa hadir. Maaf karena aku ga bisa hadir shel.. Hiks..hiks..aku ga sanggup melihat kalian shel.., aku lebih baik ga hadir dinikahan kalian.., inilah salah satu alasan aku menghilang dari kalian, alasan aku pergi ke inggris."

"meski pun digo ga bisa ku miliki, tapi aku bahagia kok digo memilih kamu.  Karena aku tahu kamu wanita baik shel..da kamu pantas bersanding dengannya."

"namun sekarang, setelah kepergian mu selamanya. Digo memutuskan untuk menikah lagi shel..., hiks..hiks.. aku seperti dejavu. Hatiku akan terluka lagi kedua kalinya untuk membantu digo mencari wanitanya."

"shel.., kasih tahu aku bagaimana bisa mendapatkan hati digo. Hiks..hiks..kasih tahu shel..? Bagaimana shel?  Hiks..hiks..digo ga pernah melihatku shel..hiks..dia cuma anggap aku sahabat." teriak ku dengan airmata semakin deras.

"digo ga mencintai ku..hiks..digo ga mencintai ku shel.." suaraku semakin lemah saking udah capek nangis.

****

Aku masih menyandarkan badanku di daun pintu kamar sambil menatap gesha yang tidur dikasurku. Aku baru aja mengantar shalona pulang kerumahnya.

"aku bingung..." lirihku lalu berjalan kekasur.

"nak.., papa bingung.." ucapku sambil mengusap jari-jari mungilnya.

"papa bingung dengan semua ini, banyak hal yang papa pertimbangkan.  Papa harus menikah supaya kamu memiliki ibu. Tapi papa juga belum mendapatkan yang nyaman dan tepat buat kita berdua nak."

"disatu sisi kalau papa menikah tanpa cinta kasihan juga wanita yang akan jadi istri papa. Papa merasa jadi pria brengsek donk,  sementara papa ga mudah jatuh cinta."

"ini lebih bingung lagi nak, gimana dengan mama shalona? Kalau papa menikah lagi, pasti kedekatan kamu sama mama ga seperti ini lagi."

Game Over (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang