5. Renata dan Soto

1.8K 96 1
                                    

SMA Bunga Nusantara, yang biasanya murid hipe menyebutnya dengan sebutan Butara. Di mana isi dari siswa-siswi sana adalah perkumpulan siswa holkay dan cucu dari Bapak Albert Einstein, alias pintar.

Sekolah yang terkenal dengan akreditasinya yang A, sangat diburu adik-adik kelas yang sudah di kelas akhir SMP untuk menjadi anggota keluarga Butara.

Renata sudah masuk sekolah seperti biasa. Airin sangat antusias bisa melihat Renata kembali sekolah.

“Ren, pas elo ngga sekolah ngapain aja di rumah?”

“Gitu-gitu aja,” katanya sambil menuliskan beberapa kalimat di buku catatannya.

Di kelas itu cukup sunyi karena beberapa anak kelas lainnya sibuk mencatat tugas dan ada juga yang memilih tidur.

“Oh iya Ren, Si Jerry masih ngechat lo?”

“Ngga, kenapa?”

Airin terlihat seperti sedang berpikir. “Serius?”

“Iya.”

“Soalnya kemaren pas lo ga sekolah, dia nanya-nanya lo terus. Gue kira chat dari dia ngga lo bales.”

“Ngga tuh.”

Airin mengangguk-anggukkan kepalanya. “Oy Ren, gue mau main ke rumah lu dong. Udah lama ngga main, ya ya ya?” Airin memasang wajah imutnya tapi dalam hati Renata justru ingin menaboknya.

“Yaudah boleh aja, lo bawa mobil?”

“Ngga kok, jadi gue nebeng deh sama elo~ hehehehe.”






Bel istirahat di SMA Butara sudah terdengar nyaring di indra pendengaran siswa-siswi. Airin mengajak Renata ke kantin, dan pastinya Renata mau karena perutnya yang sudah menggelar konser besar-besaran.

Tidak ada rasa malu di diri Renata karena beberapa hari lalu terkena skorsing dari sekolah. Dirinya berjalan dengan normal seperti biasanya, tak ada wajah kikuk maupun lirikan mata bersalah.

Seolah sudah hal lumrah dihidupnya, Renata hanya memikirkan harus lewat jalan mana supaya tak harus berdesak-desakan. Memang cukup luas, tapi banyak anak resek yang jadi pengrusuh di sekolah itu.

Pernah suatu hari, Renata dan Airin sedang mencoba soto ayam yang menjadi menu baru di kantin. Mereka tak kebagian kursi kantin dan memilih untuk makan di kelas saja. Tapi saat di jalan, ada anak seangkatannya yang menyenggol Renata dan menumpahkan soto ayam itu dari mangkuknya. Kuah soto yang panas pun menyentuh kulit mulusnya.

Renata memaki orang tersebut yang sudah sengaja merusuh di jalan yang seharusnya menjadi tempat bolak-baliknya siswa dari kantin maupun yang ingin ke kantin.

Sejak saat itu, Renata malas sekali membawa makanan berkuah ataupun makanan yang berpotensi akan tumpah.

“Lewat mana nih?” tanya Airin. Sudah biasa ia menanyakan hal itu, karena baginya, prediksi Renata selalu tepat.

“Lurus aja,” kata Renata dan keduanya terus berjalan.

Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Dari mulai Airin yang memiliki mata memikat dan Renata dengan senyum manisnya, meski jarang terlihat, namun akan selalu di cap begitu.

“Ren, mau makan bakso, mie ayam atau kebab?” tanya Airin. Mereka sudah duduk manis dengan kaki kanan yang diapitkan ke kaki kiri.

“Gue bakso, minumnya es teh manis aja.”

Airin mengangguk dan meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu berdiri untuk memesan makanan.

Renata menarik ponsel Airin agar berada di jangkauannya. Lalu perempuan itu memainkan aplikasi Instagram. Banyak notif di akun pribadinya, maklum banyak akun second Airin yang nyangkut :v

RENATA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang