15. Tertipu

948 75 6
                                    

Seperti biasa, saat Renata ingin berangkat sekolah ia melihat pemandangan Dimas dan adiknya, Sari, yang sudah duduk di bangku akhir SMP.

Mereka berdua terlihat meledeki Ica, si bungsu. Tawa canda rasanya bukan hal langka bagi mereka. Andai saja Renata bukan anak tunggal, pasti ia bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki saudara kandung.

"Non!" panggil Bik Ila.

"Ah, ya?"

"Tadi Tuan minta Bibik untuk buatin bekal ini."

"Lah, saya gamau bawa bekel ah, Bik!" kata Renata ogah.

"Yah Non, terus ini siapa yang bawa?" nampak wajahnya sedih. Entah bagaimana bisa Renata akhirnya mengalah untuk membawanya.

Lalu ia mendekati Pak Joko.
"Ayo Pak! Saya gamau telat nih," katanya. Pak Joko langsung mengambil kunci mobil.

Tak terlihat, rupanya Dimas sudah berada di sampingnya.

"Hai!" sapanya.

"Iya," balas Renata.

"Tumben berangkatnya pagi? Bosen dihukum, ya?" godanya. Renata menyorotkan pandangan kesal.

"Udah ah marah mulu, sana berangkat!"

Renata berdecak lalu memutar badannya untuk menjauh. Eh- tapi ia teringat satu hal.

"Sekolah lo deket sama sekolah gue, 'kan? Bareng aja! Ade lo sekolah di mana?"

"Dia di SMPN 18 depan Lotte."

"Oh, udah ayo bareng!"

"Ngga-ngga, gausah," tolak Dimas tak enak.

"Gue gamau ngobrol sama lo kalo lo nolak!" ucap Renata lalu berjalan ke depan. Perempuan itu memasuki mobil dan duduk di samping Pak Joko, tak seperti biasanya.

"Ayo ayo, Sar! Nanti Abang kamu ini ngga ditemenin lagi," kata Dimas panik. Sari terlihat malu-malu tapi ikut juga.

Saat keduanya sudah masuk, Renata memberi aba-aba pada Pak Joko untuk segera berangkat.

"Kenalin Non, ini adik saya namanya Sari. Pinter loh anaknya, dari kemarin dia pengen kenalan tapi malu," cerita Dimas. Sari sibuk menyubiti abangnya yang jahannam!

"Abang ih!"

Renata terkekeh sesaat dan mengambil tasnya untuk ia letakkan dipangkuan saja. Lalu ia menjulurkan tangan kanannya pada Sari.

"Aku Renata, salam kenal ya," kata Renata lembut. Sari malu-malu kucing.

"Ea," goda Dimas. Emang sumpah yang kek gini nih tipe-tipe abang jail!

"Oiya bukannya adik lo dua-duanya sekolah?"

"Iya, Ica masuk siang, Kak." Sari ternyata sudah mulai berani untuk berinteraksi dengan Renata. Cie...








Rupanya kelas XII ips-3 sudah ramai, ya meskipun ada beberapa murid yang belum hadir.

Dengan langkah santai dan pandangan tak acuhnya Renata melewati beberapa kerumunan orang untuk bisa sampai di mejanya. Matanya tadi sempat menangkap Airin yang sedang memperhatikannya.

Dirinya sibuk merapikan tas dan hoodie yang ia pakai. Lalu datang Namida bersama Julia, tak lupa dengan sekotak minuman teh dan camilan.

"Renata udah datang?" tanya Namida basa-basi. Julia duduk di kursi Ken yang terletak di depan meja Renata.

"Tau, biasanya nunggu jam pelajaran kedua baru dateng, ya ngga?" ucap Julia yang meminta persetujuan Namida. Tapi sayang, cewek polos itu tak ingin mendukungnya.

RENATA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang