“Ren, keluar yuk?” ajak Dimas. Cowok itu berdiri menunggu yang diajak bicara menoleh ke arahnya.
“Ke mana?”
“Ke taman gimana?” usulnya.
“Panas, ah.”
“Ngga kok, 'kan udah sore.”
“Yaudah deh, gue ke kamar dulu.”
“Ga usah dandan Ren, udah cantik!” celetuk Dimas sukses membuat Renata salah tingkah. Tapi tentunya Renata menutupi semua itu, ia terus berjalan menaiki tangga seolah tak mendengar apa-apa.
Selang 5 menit, Renata kembali. Dimas sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Renata.
“Let's go!”
“Go!”
Keduanya mengobrol santai, Renata sudah ancang-ancang untuk meminta kunci mobil pada Pak Joko namun ditahan Dimas.
“Naik motor aja gimana? Kan cuma ke taman, ga keluar perumahan, ya ya?”
“Yaudah.”
Dimas meminjam motor Pak Anas, lalu menunggu Renata untuk segera duduk di kursi penumpang. Renata naik dengan posisi menyamping karena ia menggunakan rok selutut.
“Pelan-pelan, ya.”
“Iya Tuan Putri! Serahkan semuanya padakuuuu!!” teriak Dimas lalu ia menarik gasnya kencang membuat Renata hampir terjatuh kalau tidak meraih tubuh Dimas ke pelukannya.
“Dimas!!”
“Iya iya maaf,” ucapnya setelah menurunkan kecepatan. “Emh... Sore ini adem, ya? Tau ngga alasannya apa?”
“Karena udah sore, lah!”
“Bukan dong!”
“Trus?” tanya Renata menanggapi dengan malas. Sebenarnya ia tak peduli.
“Coba senyum dulu,” pinta Dimas sebagai syarat sebelum menjawab.
“Percuma lo ga akan liat!”
“Kan ada kaca spion, Renata!” balas Dimas lagi, gemas!
Renata hanya menaikkan kedua alisnya sebagai respons dan melakukan apa yang Dimas pinta, ia membuka mulutnya untuk memperlihatkan gigi kelincinya.
“Itu nyengir bukan senyum!” kelakar Dimas dengan wajah datar.
“Elah ribet! Niiih nih!” Renata langsung tersenyum dengan paksaan yang sangat terlihat di sana. Dimas tertawa.
“Jawabannya, karena ada senyuman lo~”
“Gue ga peduli.”
“Tanya dong, ‘kok bisa?’ gitu, buruan.”
“Kok bisa.”
“Kok bisa? bukan kok bisa. Lo mah malah kayak ngomong, bukan nanya!”
“Emang kalo nanya ga ngomong?”
“Yaudah iya terserah deh. Pokoknya kenapa langit senang karena senyuman lo itu jarang Ren, jadi dia tersanjung banget deh pas liat lo senyum. Ngerti 'kan?”
Renata berdeham sambil merapikan roknya setelah Dimas menghentikan motor. Sudah terlihat taman yang lumayan luas.
“Senyuman lo itu indah Renata, jangan disembunyiin terus.”
Dimas berkata sambil mengaitkan helm ke stang motor, Renata menatap cowok itu dalam, lalu tersenyum singkat, nyaris tak terlihat.
♡
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Ficção Adolescente[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...