“Renata!” panggil seorang cowok dengan nada beratnya.
Yang dipanggil sama sekali tak menyahut, hanya berjalan ke depan dengan wajah datarnya seperti biasa.
“Ren!” Cowok itu menarik lengan Renata. Terdengar napasnya yang beradu-adu.
“Apaan si?” Renata menepis tangan Jerry dengan kasar, cowok yang lebih tinggi 20 senti itu menunduk dan menatap mata Renata dalam.
“It’s oke kalo lo ga bisa nerima gue sebagai pacar lo. Tapi sebagai temen bisa, 'kan?” katanya.
“Lah yaudah, selama ini juga kita udah temenan.”
“Ta-tapi lo bersikap seolah-olah benci sama gue, Ren.”
Setelah berucap demikian, Renata pergi tanpa membalas ucapan Jerry sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Ren, lo belum jawab!” teriaknya saat Renata berjalan menjauh.
Bukannya ke kelas, Renata berjalan ke arah kantin. Entah mau apa, mungkin ia lapar.
“Kak Renata!” sapa salah satu adik kelas dari gerombolan yang lawan arah dengannya.
Renata mengangguk dan melanjutkan jalannya. Sudah biasa, senyumnya seolah-olah benda langka atau limited edition yang ada di dirinya.
Renata mendekati stan bakso dan memesannya. Lalu duduk di salah satu meja kecil yang memuat dua kursi.
“Lagi kosong ya Neng kelasnya?” kata penjual bakso sambil membawa semangkuk bakso urat dengan es teh manis.
“Ngga Pak, ada guru.”
“Oh, yaudah, Bapak balik lagi ya?” Karena tau dengan siapa ia berbicara, penjual bakso itu tak ingin memperpanjang apalagi menasihati Renata.
“Iya,” balas Renata lalu mencampur baksonya dengan sambal.
Bakso tanpa sayur dan mie adalah pilihan Renata setiap memakan daging bulat itu.
Di tengah-tengah lahapnya, tiba-tiba seseorang duduk di kursi depannya.
“Ekhem!”
Renata mendongak, sambil mengunyah halus makanannya yang ada di dalam mulut.
“Ya Bu, kenapa?”
“Kamu Renata kelas XII Ips 'kan? Kenapa kamu di sini? Bukannya tadi izin ke toilet?!”
“Saya laper.”
“Bener-bener anak ini!” katanya, “Sekarang juga kamu kembali ke kelas!”
“Lah Ibu ngapain di sini?” Renata terus mengunyah baksonya tanpa takut dengan Bu Agnes.
“Saya ada urusan sama Bu Ani. Kenapa?!”
“Ibu 'kan dibayar siswa untuk mengajar, bukan mengurus urusan pribadi. Lagian juga di sekolah ini saya bayar 'kan? Saya juga bayar bakso ini pakai uang saya sendiri, apa urusannya sama Ibu?” Renata berucap setelah bakso di mulutnya habis.
“Anak membangkang! Sekarang juga kamu ikut saya ke kantor!”
“Kantor mana? Baru di sini dua bulan aja udah kayak bertahun-tahun. Ga usah lebay, Bu.”
“Astaga, anak ini!”
Bu Agnes pergi dengan langkah panjang, celana dinasnya mengikuti pergerakan kaki itu.
“Ganggu aja,” gumamnya.
♡
Renata dan Airin sedang menonton web series di salah satu aplikasi yang menyediakan tontonan online.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Teen Fiction[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...