46. Lumayan

647 71 31
                                    


Renata duduk di samping Dimas yang sedang menyetir. Cowok itu nampak begitu tenang, terdapat tarikan dari dirinya yang membuat Renata tak bisa berpaling.

“Muka gue cemong ya sampe lo liatin terus?”

Renata menarik ujung bibirnya. “Ngga.”

“Trus?”

“Gapapa, gue baru nyadar aja kalo elo itu lumayan ganteng.”

Dimas terkekeh. Oh tidak, tawanya meledak dan mengisi ruang kosong di mobil itu dengan tawaannya. Renata memukul lengan kiri Dimas, wah KDRT!!! 😱

“Berisik!”

“Tapi seriusan nih cuma lumayan? Sedenger gue sih cewek-cewek di kelas bilangnya gue ganteng ‘banget’!”

Renata menatap Dimas dengan pandangan tajamnya dan mengangguk-angguk perlahan. “Ohh... anda sering digodain ya ternyata...” ucap Renata dengan tangan yang sudah siap meninju cowok itu jika sekali lagi membuatnya kesal, ups... sebentar, kesal atau cemburu?

“Hahahaha!”

Renata masih menatap Dimas.

“Lo juga kali, jangan mikir gue ngga tau kalo isi DM lo penuh sama cowok!” pekik Dimas. Renata menaikkan satu alisnya, lalu tatapannya ke arah lain.

“Ngga tuh.”

“Halah... gabisa ngeles! Udalah ngaku aja.”

“Udah ah!”

Dimas membelokkan mobilnya ke kanan, lalu melepas selt belt-nya. “Turun?” kata Renata. Dimas tidak menjawab, melainkan menatap Renata penuh.

“Mau nemenin gue ke kamar mandi emangnya?”

Renata melirik tempat yang dijadikan pemberhentian oleh Dimas. Sial, toilet umum!

“Ya... ngga sih.”

Dimas turun, Renata tersenyum lalu memainkan rambutnya sambil menunggu kembalinya Dimas.


“GAMAU TAU YA GUE... POKOKNYA... PJ! PAJAK JADIAN!” teriak Airin. Renata menutup matanya karena kelakuan sahabatnya itu. Seketika, satu kantin menoleh ke arah mereka.

Julia, Namida, Laluna dan Zaskia hanya melongo karena ternyata kejadian langka itu benar-benar terjadi.

“Hah?!!” teriak Julia dan Zaskia. Laluna memilih untuk menatap Renata dengan mulutnya yang terbuka.

Namida melotot, meski mata sipitnya tak mendukung.

“Teriak lagi gue tampol.”

Yang lain langsung terkekeh dan memasang wajah anggun sambil nge-blink (ngedipin mata).

“Mau ngetraktir kita di mana nih, Ren??”

“Terserah.”

Semuanya langsung saling tatap, kecuali Renata. Mereka sedang berunding untuk memutuskan apa yang mereka beli nanti, dan Renata hanya memainkan ponselnya sambil melihat-lihat isi beranda Instagram.

Ngomong-ngomong Stefany, perempuan itu sudah dikeluarkan dari sekolah dan beritanya sudah terbeber seantero sekolah, tetapi pihak sekolah meminta untuk merahasiakannya, supaya nama Butara tetap baik sekaligus menjaga nama baik Stefany, meski sebelumnya dapat penolakan dari teman-teman Renata, akhirnya semua setuju setelah pihak sekolah menjelaskan sejelas-jelasnya.

“Oke itu aja, ya?” kata Airin. Julia dan Laluna mengangguk mantap.

“Apa?” tanya Renata.

RENATA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang