Setelah insiden tadi, Renata kehilangan mood nya untuk mencari jajanan. Dan karena langit mendung, Renata memutuskan untuk pulang saja.
Di kursi penumpang, Renata mengintip sibuknya orang-orang yang sedang berlalu lintas. Melihat langit dengan awan hitamnya yang menutupi cerahnya matahari.
Lalu ponselnya bergetar, ahh ya... pasti Renata lupa mengubah mode getar ke mode senyap. Dasar pelupa.
Terlihat kontak Airin yang mengirim pesan ke Renata. Lalu disusul notifikasi dari Wirawan.
♡
Setelah menikmati sosis bakar pembeliannya tadi, Renata turun ke bawah untuk membuat camilan dan minum.
Bik Ila yang ada di sana meminta untuk dia saja yang membuatkan. Tapi Renata menolak, ia ingin membuat sendiri saja karena ia juga sedang tak ada kerjaan apa-apa.
“Yaudah Non, kalo gitu Bibik ke kamar ya, mau istirahat.” Renata mengangguk dan menuangkan susu ke gelas kaca.
Setelah selesai, Renata membawa semuanya sendiri dan menaiki tangga dengan perlahan. Baju lengan pendek dan celana dari bawahan piyama itu membalut tubuhnya.
Kamarnya tertutup dan membiarkan suara musik memenuhi seisi ruangan.
Renata menggerakkan kepalanya mengikuti irama musik. Tak jarang mengikuti liriknya dan bernyanyi pelan.
Kaki yang naik ke atas kaki satunya, lalu menggerakkan tangannya lihai di atas kertas sembari menuliskan beberapa kalimat tentang apa yang sudah ia pelajari di hari sebelumnya.
Lalu, suara bising dari bawah membuat konsentrasi Renata buyar. Ketukan pintu pun ikut terdengar.
“Non, Non,” panggil Bik Ila yang masih di luar kamar. Renata bangun untuk membukakannya.
“Non, di bawah ada orang kasihan banget. Rencananya sih kita mau obatin dia, boleh Non?”
Renata mengerutkan keningnya lalu keluar kamar untuk menuruni tangga dan melihat apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Teen Fiction[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...