Airin keluar dari mobilnya, sempat mengucap terima kasih pada Pak Joko yang sigap membukakan pagar. Lalu ia mengeluarkan jinjingan besar, ia menjelajah sekitar, Pak Joko sudah tidak terlihat, tapi...
“Dimas! Sini deh!” teriak Airin lalu melambaikan tangannya. Dimas yang tadinya melamun langsung berdiri dan menghampiri.
“E—eeh Airin, kenapa?”
“Bantuin gue bawa ini dong, ke dalem.” Dimas meraih bawaan itu dan berjalan duluan karena lumayan berat. Dari penciumannya ia tebak adalah bungkusan bakso.
“Makasih Dimas! Oiya, Renata ada di rumah, kan?”
“A—ada, masuk aja... Rin.”
“Gugup gitu lu kek nahan berak!” lawaknya, Dimas tertawa kecil supaya menghargai. Lalu Airin beranjak, meninggalkan Dimas dengan pandangan kosongnya.
Dibukanya lah pintu kamar Renata, membuat pandangan Airin hanya ke satu perempuan yang memeluk lututnya dan rambut berantakan. Airin berjalan mendekat, Renata mendongak.
“Rin...”
“Kenapa?” tanya Airin lembut, “Ada apa Ren?”
“Dimas.”
Airin membulatkan matanya, masih tak mengerti dengan semuanya. Renata meraih tubuhnya menuju ke pelukan, matanya merah.
“Dimas ngejauhin gue cuma karena perbedaan status kita. Lo pasti ngerti, kan? Lo tau kalo gue ga pernah liat orang dari segi itu, tapi kenapa dia tetep maksain kehendak dia yang keliru itu?”
Airin mengelus pundak Renata, bahkan perempuan itu sudah kehabisan air matanya.
“Ren, lo mau ga dengerin gue?” tanya Airin, wajahnya berseri dengan senyuman. Tangannya meminta Renata untuk berhenti memeluknya dan duduk tegap.
Airin merapikan rambut Renata sampai perempuan itu terlihat cantik seperti biasa.
“Gini ya, Renata. Dimas itu orang yang optimis banget untuk dapetin sesuatu, tapi bakalan berbanding terbalik kalo dia ngelepasin sesuatu. Dan gue yakin, dia ngejauhin lo karena dia sayang.” Renata terlihat ingin membuka suara, namun Airin mengode untuk menahannya dulu.
“Sebentar. Nih, kenapa gue tau kalo dia sayang sama lo? Walaupun gue sendiri ga pernah liat lo sama dia berduaan, tapi gue mikir... gimana elo bisa sayang sama Dimas kalo cowok itu ga ngasih lo perhatian. Dan gue yakin, Dimas itu beneran sayang sama lo.”
Renata menatap Airin.
“Tapi kenapa dia harus jauhin gue dengan alasan kayak gitu? Dia pikir gue cewek matre apa?!”
Airin menaikkan bahunya. “Gue gatau, sedeket-deketnya gue atau elo sama seseorang. Pasti ada aja rahasia di antara dia dan kita. Bukan karena gue kenal Dimas, berarti gue tau semuanya.”
Renata mengangguk. Entah mengapa rasanya ia mulai tenang meski kegundahan kecil masih mengguncang di hatinya.
Airin menatap Renata dari wajah, leher lalu...
“Ren,” kata Airin sambil meraih lengan Renata, “Ini kenapa?”
Renata menarik tangannya cepat. “Gapapa. Oiya lo ngapain ke sini? Mau ngajak ke mana?”
Renata mencoba tersenyum, dan Airin menatap mata Renata, dalam sekali.
“Jangan bilang lo masih selfharming?”
Renata menunduk dan mengusap lengannya. “Jangan kuatir, kejadian udah lama.”
“Jangan bilang juga... karena masalah kita waktu itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Teen Fiction[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...