“Dimas!! Elo kalah tau!”
Dimas tertawa. “Dih, engga Ren. Ini angka belakangnya 8, kartu lo 6. Menang gue dong?”
“Ih itu 3!”
“Ini 8, Renata, liat deh...” Renata meneliti lagi, Dimas memperlihatkan kartunya.
“Ck! Kalah aja terus.”
Dimas tertawa lagi dan lagi. Tangannya meraup bedak bayi dengan wangi bunga mawar, dan mengusapnya pada wajah Renata yang sudah belepotan.
Mereka sedang bermain kartu (gambaran), potong roti. Jadi, saat itu Dimas yang menjadi bandar, dia yang akan memberikan dua pilihan pada Renata, dan Renata harus memasang di salah satu pilihan dengan beberapa jumlah kartu. Ya pokoknya kalo kalian pernah kecil, insyaAllah tau 😭🙏
“Tuh kan gambaran gue tinggal dikit!”
“Lagian noob.”
“Apa?!”
“Engga, engga.”
Renata menjedai rambutnya, tidak membiarkan satu helai rambutpun yang melayang. Karena dirinya sedang emosi!
“Sebel ya, Mbak?”
“Udahan ah.”
“Yaudah deh, nih corat-coret muka gue aja kalo lo bete.”
Renata menoleh, akhirnyaaaaa!!
Dengan cepat Renata menarik mangkuk yang berisikan bedak itu ke tangannya dan meraupnya setelah itu mengusapnya pada wajah Dimas. “Eehhh kebanyakan!” kata Dimas.
Renata tak peduli, ia terus berusaha membuat wajah Dimas celemotan.
“Ren, udah dong...”
Dimas mencoba menahan tangan Renata karena rasanya perempuan itu begitu dendam. Keduanya penuh gelak tawa, Dimas terkekeh dan berhenti mengeluarkan suaranya, dan menatap Renata dalam. Membuat tangan Renata lolos melayangkan bedak itu ke sisi kanan wajah Dimas.
Dimas menggenggam siku Renata, sementara telapak tangan Renata kaku dan masih menyentuh pipi Dimas. Keduanya diam, saling menatap.
Renata tersenyum.
Dimas buru-buru melepaskan pegangannya dan salting. Renata tertawa sesaat. “Dim... Dim. Gitu aja salting.”
“Apaan sih, engga.”
“Lo tau ngga, orang yang bohong itu dosanya gede banget.”
Dimas terkesiap. “Hm... eh, Ren, ini jusnya minum dong.”
“Halah ngalihin pembicaraan.”
“Udah minum dulu, baru abis itu kita pacaran.”
Renata memukul lengan Dimas. Aduuu Ren, KDRT mulu dari kemaren😕
“Kalo ngomong bikin orang keselek mulu!” pekik perempuan yang saat itu wajahnya sangat lucu.
“Tapi kan lo ga keselek!”
“Hampir!!”
“OHHHH!”
♡
Renata diliputi rasa berbunga-bunga karena sore tadi berdua dengan Dimas. Wajahnya sudah bersih dari bedak, tapi, ingatan demi ingatannya belum hilang walau sudah dibilas 5x.
“Ren, senyum-senyum aja?”
Renata terkejut karena kehadiran Wirawan. Pasti baru pulang kerja, Renata mendekati papanya dan mencium pipi papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Teen Fiction[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...