Renata keluar dari mobilnya, dirinya sudah puas mengelilingi jalan dan makan soto kambing.
“Pak, itu barang di belakang bawain, ya.” Renata berjalan untuk memasuki rumahnya. Pak Joko langsung bergerak.
Dengan lelah ia duduk di sofa empuk yang terletak di ruang tamu. Rupanya ruangan itu sudah diberikan pengharum ruangan yang baru.
“Nih Non,” kata Pak Joko dengan dua kantung tas belanjaan. Renata mengangguk dan Pak Joko segera berlalu.
Ahh yaa... Renata teringat lagi dengan sikap papanya semalam. Renata pun melamun dengan pandangan kosong.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, cukup untuk menyadarkan Renata dari lamunannya. Rupanya pesan dari Stefany.
Renata langsung mematikan data selulernya dan meletakkan ponselnya jauh-jauh. Lalu terdengar suara tawaan dari luar, Renata menoleh dan mengintipnya lewat jendela.Ternyata Sari dan Ica. Renata berdiri dan memanggil keduanya. Renata duduk kembali dan melihat-lihat barang yang sudah ia beli. Datanglah Sari dan Ica, bayangannya terpampang jelas di depan matanya.
“Sini duduk,” kata Renata. Dia menggeser posisi duduknya. Sari dan Ica duduk dengan malu-malu.
“Tadi di sekolah gimana, Ca?”
“Ga apa-apa, Kak.”
“Kak Renata kenapa engga sekolah?” tanya Ica. Sari segera membekap mulut adiknya.
“Aku lagi ga bisa sekolah,” balasnya dengan tatapan yang menuju boneka panda.
“Nih bonekanya,” ujar Renata lalu memberikannya pada Ica. Mata anak itu berbinar dengan tangan yang nampak ragu untuk mengambilnya.
“Ambil aja ini punya kamu,” kata Renata.
Renata nampak memindahkan beberapa totebag berukuran kecil ke sebelahnya. Lalu tas belanjaannya yang besar ia berikan pada Sari.
“Buat kamu sama Ica, yang rajin ya sekolahnya.” Sari membatu dengan tangan yang menggenggam pegangan tas itu.
Matanya bercahaya kala melihat begitu banyak alat-alat sekolah yang sudah lama ia nantikan untuk bisa dimiliki.
Renata berjalan dengan tas besar di tangan kiri dan beberapa totebag kecil di tangan kanan. Di dapur, terlihat Bik Ila dan Bu Aisyah yang mendekat untuk membantu Renata.
“Bik, ini bagi-bagi aja, ya. Saya capek mau ke atas, nanti kalo papa udah pulang bilangin saya, takutnya ketiduran.”
“Iya Non,” balas Bik Ila.
“Oiya Bu, bilangin Dimas besok sore kalo bisa dateng ke sini, temuin saya.”
Bu Aisyah mengangguk dan Renata langsung berlalu. Rasanya ia ingin buru-buru merebahkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ☑️
Ficção Adolescente[27/03/2022] Rank 1: #Cutsyifa Kisah seorang Renata yang tidak pernah peduli terhadap sekitar. Memiliki rasa tak suka dengan ibu kandungnya sendiri karena sudah pergi meninggalkannya. Sampai akhirnya, banyak konflik perdebatan dengan sahabatnya term...