48. Trik Lewat Kopi

571 54 9
                                    

“Si Renata nih ya asal lo tau, kalo di kelas galak banget, udah gitu kalo lagi PMS ngomeeeel mulu!” adu Airin. Renata menatap Airin dengan tatapan yang bermaksud: Plis plis udah.

Tapi baik kok, Dim. Tenang aja,” balas Airin lagi. Yang lain tak bergeming karena selain sibuk makan, juga sibuk memperhatikan Dimas yang gantengnya ngga manusiawi lagi untuk ukuran anak sekolahan.

“Ekhemm!” Renata menyadarkan Julia, Namida dan Zaskia yang tak henti-hentinya menatap cowok yang kini duduk di sampingnya.

Hatinya bilang: Enak aja lo! Kalo ngeliatin sesekali aja dong, kesel ni gue jadinya!!

Sementara logikanya: Emang Dimas seganteng itu, ya?




Renata sudah mengusir Dimas karena ulah sahabat-sahabatnya yang bikin kesel. Setelah itu, para ciwik-ciwik foto dan menghabiskan waktu bersama. Mengingat minggu depan mereka sudah memasuki bulan sibuk. Ada pendalaman materi, kerja kelompok, penyelesaian praktek dan kawan-kawannya.

“Gue nanti mau masuk jurusan ekonomi!” pekik Laluna.

“Kalo gue, hm... gatau deh, universitas mananya aja gue belom tau. Kalo lo, Ren?”

“Kalo ngga hukum, paling ekonomi. Tapi gatau juga, masih mikir-mikir. Atau, ilmu politik?”

“Seriusan ilmu politik? Kalo iya, gue doain elo jadi presiden ya,” ucap Airin lalu mengaminkan doanya.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, sahabat-sahabat Renata sedang mengemasi barang, termasuk Airin yang biasanya pulang belakang karena ingin berdua dengan Renata untuk membahas rahasia-rahasia mereka.

“Oiya ini es krimnya masih banyak, bawa pulang aja,” kata Renata. Zaskia dan yang lain menggeleng.

“Ga deh, Ren, makasih. Tadi gue udah abis 5,” sahut Laluna. Diangguki Zaskia.

“Buat kamu aja Ren, lumayan kan kalo lagi bosen...” ujar Namida.

“Yaudah kalo gitu, yuk gue anter ke depan.”

Semuanya ikut turun, ojol orderan Chika dan Namida juga sudah menunggu di depan. Sementara Airin, dia dijemput Dion dan Julia Zaskia Laluna dijemput sopir pribadi.

“Bye, Ren!! See u tomorrow!

“Ya, hati-hati!!”

Semuanya melambaikan tangan dan berlalu. Renata berbalik.

BUGH!

Renata terhuyung beberapa langkah ke belakang dan hampir jatuh jika tidak ditarik Dimas.

“Ish lo ngapain sih di belakang gue?”

“Ya gapapa, gue cuma mau pamit pulang juga kayak temen-temen lo.”

Terlihat wajah kecewa. “Yah, pulang?”

“Iya, udah sore...”

“Sebentar aja, temenin gue buat kopi. Ya?”

Dimas tersenyum. “Yuk!”

Dimas berjalan lebih dulu menuju dapur, diikuti Renata yang meraih lengan Dimas, lalu dipeluknya.

“Dimas...”

“Apaaa?”

“Kok gue gemes ya sama lo?” Renata melepas pelukannya dari lengan kiri Dimas. Lalu tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang tertata rapi.

“Yaaa... beginilah orang ganteng.”

“Ih sok!”

“Hahaha, elo yang mulai!”

RENATA ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang