[ ARCHIGOS - 03 ]

288K 23.6K 6.2K
                                    

Hey hey?

Ketemu lagi ya?

Yuk absen nama Moriz dulu 👶👶

CHAPTER 03 - WARNING

AUTHOR POV

Hari selasa, Moriz menghela nafas, gerbang sekolah sudah tertutup sedang tak ada tanda-tanda siapapun akan melewati sekitaran gerbang. Ditambah satpam bertugas keliling ruangan mengawasi.

"Hey." Panggil Moriz pada salah satu siswa yang berjalan mengendap-endap dari parkiran sekolah. Gadis tersebut terkejut, menoleh kepada Moriz.

"Lo manggil gue?" Gadis tersebut menunjuk dirinya sendiri.

Moriz mengangguk pelan, ia melirik name tag di atas saku siswa tersebut. Jaraknya tak terlalu jauh membuatnya bisa dengan jelas membacanya.

"Iya, gue manggil lo Raina Miselia." Raina berjalan menghampiri Moriz.

Pemimpin Archigós menatapnya dengan sorotan dingin dan mengerikan. Raina mengalihkan pandangannya, sedikit takut.

"Bukain gerbangnya." Titah Moriz. Raina mengeryit, jadi dirinya harus menyelamatkan pemuda itu? Saat kemarin dirinya ditinggalkan begitu saja?

"Nggak," Ada guratan tanda tanya di wajah Moriz yang tak terangkap oleh Raina.

"Lo sendiri yang telat, not my business." Sambung Raina. Ia tersenyum menyeringai.

Moriz mendengus pelan, ia menggaruk keningnya. Ah, ia baru ingat Raina Miselia, pantas nama tersebut tak asing baginya. Gadis yang kemarin dikejar oleh siswa sekolah lain.

Gadis itu berlalu pergi tanpa menoleh padanya, Moriz tertawa remeh. Mengapa ia diperlakukan seperti ini? Moriz mengumpat, merogoh kantong celananya memanggil salah satu anggota Archigós.

Butuh waktu 5 menit bagi Moriz untuk menanti, Axel datang dengan kunci yang ia mainkan dijari telunjuknya. Suara gerbang yang terbuka cukup menggangu indra pendengaran, Moriz melangkah memasuki area sekolah diikuti Axel.

"Lo dua hari ini telat mulu, Riz. Lo lagi ngerjain sesuatu?" Moriz menjeda langkah kakinya.

"Tolong cariin informasi mengenai Raina Miselia, dia anak kelas 1," Axel mengerutkan kening.

Selama menjadi bagian dari Archigós, tak pernah seorang Moriz meminta untuk mencari tahu informasi tentang perempuan. Normalnya, Moriz akan memerintah mencari informasi mengenai Genk yang mengusik keberadaan Archigós.

"Jangan bocorin sama siapapun, termasuk anak Archigós." Sambung Moriz, ia melanjutkan langkahnya.

Moriz dan Axel melangkah keruang kelas, tampak tak terganggu sama sekali dengan Pak Purnomo yang sedang menerangkan materi biologi tentang pertumbuhan. Moriz menempatkan diri disamping Danish, tepatnya kursi paling belakang dekat jendela.

Pak Purnomo memilih bungkam, tidak ingin membuat keributan menegur anggota Archigós. Arsen membalikan tubuh, menyorot Moriz curiga.

"Lo, udah tahu kalau ntar malem ada acara balap di sirkuit?" Arsen berbisik, meski demikian suara bass-nya masih bisa didengar oleh Pak Purnomo.

"Arsenio Kertanegara, papan tulis ada didepan." Pak Purnomo tak tahan lagi, pasalnya Arsen mengundang seluruh perhatian siswa dikelas.

Reganta terkikik, semua guru memang segan terhadap anggota Archigós selain Arsen. Arsen tidak disukai, karena kadar kepintarannya yang dibawah rata-rata.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang