[ ARCHIGÓS - 43 ]

178K 15.3K 9.6K
                                    

Selamat malam Moriz Enthusiast🤫🤫

Komen disetiap paragraf ya.

Super fast update✨✨

Buat yang minta visual Ikhsan👇👇👇

Buat yang minta visual Ikhsan👇👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 43 - KLAIM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 43 - KLAIM

NORMAL POV

Hampir ke- 4 kalinya Raina menguap. Di sela-sela pelajaran ia tak hentinya memejamkan mata karena terserang kantuk. Meta tertawa kecil, ia mencolek pundak Raina mengusik ketenangan gadis tersebut.

"Gue ngantuk banget, Met." Curhat Raina, ia menyenderkan kepala di permukaan meja.

"Emang semalem lo ngapain?" Sedikit melirik, Raina mendengus pelan.

"Nggak bisa tidur," timpalnya sendu. "Mikir mulu, kelar nggak puyeng iya." Lanjutnya.

"Kak Moriz!" Pekik salah satu siswa, mereka hening kala Moriz berjalan memasuki ruang kelas.

Meta mengurungkan niatnya membalas keluhan Raina.

Tujuan Moriz yaitu menghampiri Raina. Saat ini, ia bagaikan kobaran api yang akan membakar sekitar. Raina bisa jadi solusi tepat untuk meredam amarahnya. Bukankah Raina ada lautan air?

"Bisa ikut gue?" Ajak Moriz, Raina mengerutkan kening.

Moriz tidak pernah meminta sesuatu dengan ijin, Moriz sang pendominasi yang suka memaksa. Refleks, Raina mengangguk. Ia mendorong kursi, Reza menyingkir memberi ruang agar Raina bisa lewat tanpa kendala. Padahal, ruang kelas di bagian belakang membentang luas.

Raina menunggu Moriz berjalan duluan, Moriz memerintah dirinya memimpin langkah. Raina mengambil langkah, bingung hendak kemana. Raina membalikkan leher.

"Mau kemana?" Tanya Raina, menyusuri koridor kelas yang sepi.

"Nikah?" Respon Moriz mengundang premis lain di otak Raina.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang