[ ARCHIGOS - 07 ]

257K 19.8K 6.1K
                                    

Absen Moriz yuk? Kangen ah sama Moriz🤭

Mohon dimaklumi atas umpatan kasar dari para karakter.

Jangan lupa, komen Moriz sebelum membaca.

CHAPTER 07 - REAL MONSTER

AUTHOR POV


"Sip." Tas Raina dilempar dari atas lantai 3 hingga tersangkut di pohon jambu yang ada dihalaman samping kelas.

Raina ter-bully oleh beberapa anggota genk gadis disekolah ini, ia mengumpat sepanjang jalan. Katanya mereka Archigós Enthusiast, kejadian dikantin membuat mereka cemburu buta tidak melihat situasi asal men-judge Raina. Jadilah Raina memandangi tasnya dari bawah, ia mengambil batu, melempar tas sayangnya meleset.

"Gimana cara ngambilnya bangsat." Gerutu Raina.

Ia menarik nafas, lalu menghembuskannya. Raina menggaruk pelipisnya yang tak gatal, tengah berpikir keras. Mau minta tolong kepada siapa? Saat kaum adam sangat menghindari dirinya, padahal sewaktu pertama masuk ia digilai dan dipuja-puja.

Apakah boleh dirinya meminta bantuan kepada Arsen? Ah, itu akan memperkeruh suasana, fans bar-barnya Archigós akan semakin menggila.

Tas ransel berwarna biru miliknya tak bergerak seinchi-pun, Raina menatap nanar, padahal itu tas baru terpaksa harus diikhlaskan. Siapa tahu kalau hujan nanti, benda tersebut akan jatuh kebumi.

Raina menelusuri koridor, bisik-bisik siswi menyertai perjalanannya. Raina tidak suka, tidak nyaman dan merasa terancam. Bolehkah ia melepas lencana, menyerah pada misi ini? Sebelum mendapat informasi, ia mungkin akan mati lebih dahulu karena terbully oleh keganasan fans Archigós.

Raina menunduk, ragu menampakkan wajahnya. Mata Raina menangkap sepasang sepatu pantopel berdiri dihadapannya. Raina mendongkak, gadis yang jauh lebih tinggi darinya tersenyum menyeringai.

"Oh jadi lo, adek kelas yang katanya bakal ngegeser posisi gue?" Kecantikan Aerylin sempat menghipnotis Raina.

Padahal, kecantikan Raina berada ditingkat atas mengalahkan Aerylin. Raina sedikit insecure, ia tersenyum kaku, mulai menjadi bahan tontonan.

"Sadar dong, lo nggak ada apa-apanya." Bisik Aerylin.

"Berani lo macam-macam, gue nggak bakal segan buat ngelukain lo." Raina menautkan jemarinya.

Ia ingin sekali menjambak wajah Aerylin, kalau bukan karena menahan diri, Aerylin sudah pingsan, hanya saja ia disuruh membangun image feminim yang manis.

Kerumunan siswa membelah, Reza melewatinya tanpa kendala, tatapannya menusuk, menjurus pada Aerylin. Aerylin salah tingkah, merasa Reza si putra Reksa menaruh perhatian.

Reza melangkah mendekat, ia menutupi tubuh Raina dibelakangnya. Tanpa menyentuh Raina, Reza menjadikan dirinya sebagai tameng.

"Jangan mengganggu Raina, saya juga tidak segan melukai anda." Aerylin kicep, seluruh siswa yang menyaksikan mati kutu, sedang Raina membeku.

Reza menyelamatkannya, Reza anak tunggal Reksa. Reza hanya akan membuatnya semakin dibenci.

"Bubar." Satu kalimat itu membubarkan puluhan siswa, mereka tak berani menentang. Pasalnya, Reza sama menakutkannya seperti Moriz, apalagi Reza kemarin sudah dinobatkan untuk menjadi Anggota inti.

Raina menarik pergelangan Reza menuju area dekat gudang yang sepi. Alisnya menukik, seolah memendam amarah.

"Gue bukannya nggak berterima kasih lo nyelametin gue. Tapi, lo cuma nambah masalah gue doang." Tutur Raina.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang