[ ARCHIGOS - 19 ]

201K 17.2K 6.4K
                                    



Guysss!!! 20K PEMBACA LOH??!!!!!

SENANG DAKOHHH!!!😭😭😭

MORIZ MORIZ MORIZZZZZZ😭😭

Hastag HAPPY MALMING!

KUPERSEMBAHKAN FOTO AXEL YANG KEREN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KUPERSEMBAHKAN FOTO AXEL YANG KEREN!

KUPERSEMBAHKAN FOTO AXEL YANG KEREN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 19 - NIGHTMARE

AUTHOR POV

Tangan Raina mengambil botol air minum yang diulurkan Moriz untuknya. Ia masih sesegukan, kini keduanya duduk bersebelahan di dalam mobil. Tubuh Raina diselimuti oleh jaket milik Moriz. Sudah 20 menit, Raina tak mengucapkan sepatah kata dari bibirnya. Moriz memahami situasi Raina, gadis itu tengah berkelana dipikirannya sendiri.

Malam semakin larut, Moriz juga berpikir ada baiknya jika Raina beristirahat. Ia melajukan mobilnya, kali ini mobil berbeda dari yang Moriz kendarai tadi.

Kelap-kelip lampu perkotaan mulai terlihat jelas, artinya mereka telah melewati hutan belantara. Tugu pembatas berdiri kokoh, Moriz melirik seorang pria bersetelan lengkap. Ia menurunkan kaca jendela mobil. Pengawal tersebut menunduk hormat. Raina tak memperhatikannya, ia masih sibuk beralur dalam imajinasi rasa takut.

Tugu ini merupakan batas area tanah Mansion keluarga Riyonal, dari gunung hingga hutan belantara yang tersebar disekitar Mansionnya termasuk bagian kepemilikan Riyonal. Dibutuhkan sekitar 25 menit dengan kecepatan tinggi agar bisa menuju daerah luar kuasa Riyonal.

"Mau gue anter pulang?" Raina menggeleng, matanya fokus menatap kosong kedepan jalan.

"Hotel aja bisa, nggak?" Moriz berdehem, berbahaya meninggalkan Raina di Hotel seorang diri.

"Ketempat gue," Moriz memutuskan, "disana nyaman kok." Lanjut pria itu.

Moriz memarkir mobil, Ia turun lalu membuka pintu mobil di sisi Raina. Raina mengeryit menatap bangunan yang menjulang tinggi. Bangunan itu adalah kondonium pribadi. Semua anggota Archigós membagi-bagi setiap isi gedung tersebut. Kondonium itu juga disewa oleh beberapa siswa SMA Permata Husada karena mereka siswa yang berdomisili jauh dari kota Jakarta. Kertanegara, Papa Arsen adalah penyumbang kondonium tersebut.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang