[ ARCHIGOS - 04 ]

287K 22.5K 4.2K
                                    

Karena minggu libur kita update pagi.

Cihuy, siapa kangen Moriz? Nggak ada ding.

Spam Moriz sebelum baca🙋🙋

CHAPTER 04 - DOMPET DAN ANGGOTA BARU

AUTHOR POV

Gemparnya siswa SMA Permata Husada tak kunjung surut. Mereka menjadi saksi, bagaimana seorang Moriz mencetuskan kalimat mengintimidasi siswa kelas 1.

Moriz memang terkenal akan kebrutalannya, kebengisannya. Namun, Moriz tak pernah menunjukan warna aslinya ketika tengah marah. Ia terkesan kalem dan dingin, diam-diam menghanyutkan. Perbuatannya kepada Raina si new face, sungguh mengundang banyak tanya.

Raina membasuh wajahnya dengan air di westafel. Ia tak berani sedikitpun meninggalkan kamar mandi. Ia bahkan sengaja mencuri kunci kamar mandi agar dapat menguncinya dari dalam ruangan.

Perasaan, ia dan Moriz hanya bertemu dua kali. Itupun secara tidak sengaja, kejadiannya tak se-spesial itu. Bahkan sama sekali tak membekas, bukan adegan tabrak-menabrak, bukan pula adegan cium-ciuman, sangat biasa, mengapa Moriz bertindak sangat berlebihan?

Hari kedua disekolah, dirinya sudah berhasil menjadi bahan gosip. Hari pertama dinobatkan sebagai siswa tercantik, sebenarnya dimana letak kesalahannya?

Ia memeriksa ponsel, mengusap benda tersebut ke rok yang ia kenakan karena basah terkena percikan air. Raina menatap pantulan dirinya di depan cermin.

"Apa gue oplas aja kali?" Tanyanya kepada diri sendiri.

"Moriz brengsek," Kenapa juga ia meminta tolong pada pemuda sentimental itu?

Menyesali keputusannya tak menolong Moriz yang terjebak di gerbang. Mungkin, harga diri Moriz tergores karena dirinya. Masalahnya, Raina tak paham maksud kalimat Moriz yang meminta dirinya berhati-hati disekitar Moriz.

Semuanya membingungkan, terlalu rumit hingga dirinya tak dapat berpikir jernih.

- oOo -

Anggota Archigós berkumpul di ruang kelas, siswa lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing karena saat ini guru sedang mengadakan rapat. Sesekali, paparazi memotret setiap tingkah anggota Archigós.

Arsen menjauh beberapa meter, sedang kesal karena keinginannya berkenalan dengan Raina harus tertunda. Ia memajukan bibir, sedang berdemo pada Moriz.

"Nggak ada satupun anggota Archigós yang boleh deket sama Raina." Moriz membuka suara.

"What the hell?!" Protes Arsen.

Bara, Regan, Axel dan Danish mengerutkan kening kompak.

"Jadi maksud lo nyuruh gue nyembunyiin pas lo minta data Raina karna apa? Ada hubungannya sama ini juga?" Tanya Axel polos.

"Butuh alasan buat gue merintah?" Tak ada yang berani mengeluarkan opini lagi.

"Ah males, Moriz jahat banget sama gue." Arsen mengabaikan anggota Archigós.

"Yaelah, Sen. Kita pantau aja dulu." Timpal Regan.

"Iya kita pantau aja dulu." Ulang Axel.

Arsen menghembuskan nafas pelan. Mau tidak mau harus mengalah, ia menempatkan diri di kursinya. Terdiam beberapa saat, membuka sosial media.

Haruskah ia mengerjai salah satu anggota Archigós? Ia sudah terlalu lelah hari ini, sekarang saatnya mencari sekiranya apa yang bisa ia lakukan. Btw, dia belum tahu akun sosial media Raina bukan?

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang