[ ARCHIGÓS - 51 ]

200K 15.7K 9.9K
                                    

Ciee yang update mulu:((

ABSEN MORIZ SKUY!

SEMPATKAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF💖

SEMPATKAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 51 - STRATEGI BARU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 51 - STRATEGI BARU

NORMAL POV

Langkah kaki Moriz tidak se-ringan biasanya. Sepanjang perjalanan pulang ke Mansion, dirinya tidak berkonsentrasi dengan ramainya lalu lintas. Melainkan, tertanam perihal permintaan Raina. Ada banyak yang mengganggu. Melawan Andreas berarti menentang Riyonal.

Moriz tidak se-gegabah itu mengabaikan resiko dari pilihan yang ia ambil. Di ibaratkan sebuah pisau, Moriz tidak tahu dirinya memegang kayu atau malah menggenggam bilah pisau.

"Mommy," panggilnya.

Xenata mendongkak, cangkir di genggamannya terjatuh. Moriz nampak sangat kacau. Ia segera menghampiri Moriz. Merentangkan tangan, memeluk puteranya. Ia bisa merasakan betapa berat beban yang ditanggung Moriz hanya melalui pelukan itu. Firasatnya mengatakan Moriz dalam kondisi terpuruk.

"Mommy disini sayang, Mommy disini..." ucap Xenata.

"Moriz mungkin akan menjadi putera brengsek. Maafin Moriz, maafin Moriz tapi Moriz nggak bisa kehilangan Raina," Moriz menunduk, menelusup bahu Xenata.

"Ada apa? Kamu kenapa?"

Lengan piyama yang membalut tubuh Xenata basah. Moriz menangis dalam diam. Dipelukannya, sebagai seorang ibu, Xenata tertegun. Air matanya turut mengucur, terbawa arus emosional Moriz.

Apa yang terjadi pada puteranya?

"Maaf, untuk wanita sehebat Mommy, justru melahirkan putera seburuk Moriz. Moriz nggak sanggup," suara Moriz serak, Xenata terhimpit oleh perkataan puteranya.

"Moriz bukan nggak sayang sama Mommy dan Daddy, melepaskan Raina, Moriz nggak akan bisa. Maaf."

Decitan sepatu dari sisi belakang Xenata mengalun, Xenata berbalik, membuat Moriz melepaskan pelukannya. Riyonal mengerutkan kening, istrinya menangis, hal yang tidak boleh terjadi.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang