[ ARCHIGÓS - 49 ]

188K 15.8K 11.9K
                                    

ARCHIGÓS AREA!!!

ABSEN DULU YUK???

ABSEN DULU YUK???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 49 - HADIAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 49 - HADIAH

NORMAL POV

"Moriz?"

Moriz tersentak, menoleh di sebelah kursi penumpang. Raina mengerutkan kening, Moriz menatapnya penuh tanya. Cerahnya mentari pagi seolah bertentangan dengan Moriz yang banyak melamun pagi ini.

"Udah lampu ijo, Riz," peringat Raina.

Moriz segera menginjak pedal gas. Raina mengusap pelan bahu pemuda tersebut. Mencoba menenangkan Moriz, bukankah semalam setelah mengantarnya Moriz baik-baik saja? Lalu, mengapa Moriz seperti tengah mengebam beban tugas yang berat?

"Lo ada masalah sama bokap, lo?" tebak Raina.

"Nggak," balas Moriz, Raina mengangguk.

"Kalau ada apa-apa cerita aja, Riz. Siapa tahu gue bisa ngasih solusi," tawar Raina.

Tangan Moriz yang bebas terulur mengusak rambut Raina. Lalu, mengusap pinggiran lengan Raina yang terluka. Lukanya sudah mulai mengering karena penanganan tepat.

Moriz menginjak rem mendadak saat body depan mobilnya nyaris menabrak motor yang melitasi area pekarangan sekolah. Moriz nampak panik, ia meneliti Raina.

Bukannya terkejut atau takut, Raina justru tertawa pelan.

"Raina,"

"Tuhkan, hampir celaka."

Raina selalu berhasil mencuri titik di hati Moriz. Raina sangat berbeda dari Xenata. Satu-satunya wanita yang dekat dengan dirinya. Baginya, mamanya terlalu aware kepada segala sesuatu yang berbahaya. Bahkan, memegang pisau di rumah saja, Xenata tak menginjinkan Moriz.

Raina membuatnya hampir mati penasaran. Sebenarnya, apa jalan pikiran pemilik hatinya ini?

"Lo tahu tadi bahaya?"

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang