[ ARCHIGOS - 09 ]

230K 18.2K 4.5K
                                    


Ketemu Moriz lagi ya?

Pasti jadi kebiasaan baca nama Moriz terus naksir😂😂

Yuk absen nama Moriz duluuu.

Nungguin di jam segini nggak?



CHAPTER 09 - KEDATANGAN TAMU

AUTHOR POV



Alunan suara musik yang memekakan telinga mengalun keras, ratusan manusia berbaur berjoget tanpa rasa malu melebur rasa penat dengan dentuman musik pemicu adrenalin. Menggesek, menggoda, meraba tubuh satu sama lain.

Arsen menghembuskan nafas, kepulan asap rokok yang ia sesap meluap keudara. Anggota Archigós selain Axel tengah berada disebuah Bar elit di daerah Jakarta.

Moriz menatap mocktail dihadapannya dengan tatapan kosong. Moriz memang sangat menghindari minuman alkohol, zat adiktif rokok, serta tidak melakukan sex. Saat orang-orang menenangkan diri dengan hal tersebut, Moriz lebih tenang saat mengoyak dan mengiris tubuh korban. Entahlah, Moriz terlalu menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap murni.

"Riz, lo suka sama Raina?" Tanya Arsen langsung ke poin utama tak ingin berbasa-basi.

Arsen menyudutkan ujung batang rokoknya ke asbak, setelah benda itu tersisa beberapa centi meter saja. Ia memanggil seorang wanita, menepuk paha agar duduk dipahanya.

Jemari Arsen bergerak bermain di paha dalam wanita tersebut. Aroma strawberry menyeruak keindra pembau Arsen. Semakin melancarkan aksinya, ia menjilat kulit leher wanita tersebut.

"Nggak." Jawab Moriz, dingin nan menusuk.

Ia memejamkan mata, sejujurnya Moriz benci tempat berisik, dirinya gamang, tidak ingin pulang kerumah. Jika ke apartemen, Riyonal akan menceramahinya tanpa henti. Moriz penat, beban berat sebagai Leader Archigós memenuhi pikirannya, serta kini Moriz tak bisa menampik Raina menyelinap diotaknya.

"Bara." Bara terkesiap, ia mem-pause game yang ia mainkan.

"Kenapa, Riz?" Moriz menghembuskan nafas pelan.

"Cariin gue alamat tempat tinggal Raina." Kegiatan Arsen yang bercumbu terhenti.

Arsen mengerutkan kening, menyorot Moriz. Moriz menyadari tatapan dingin Arsen, baginya hal itu sama sekali tak berpengaruh. Moriz menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Moriz bilang nggak suka, tapi masih nyari tahu soal dia. Emang ya gue nggak pernah bisa sejalan dengan otaknya Moriz. Berasa gue ada didunia yang beda." Curhat Arsen.

Lagi, Moriz tak memperdulikannya, Bara mengotak-ngatik ponsel. Ekspresinya berubah bingung, ia memeriksa ulang. Tetapi hasilnya tetap sama, Bara menatap Moriz sekilas, karena tak sanggup menahan aura Moriz, tak pernah terbiasa atas atmosfer yang menekan udara sekitarnya.

"Raina Miselia, kelahiran Bandung tapi sekolah di Jakarta sendirian." Danish meminum vodka, ia meringis saat minuman tersebut membakar tenggorokannya.

"Kirimin alamatnya ke line gue." Perintah Moriz, pria itu melompati sofa, segera meninggalkan anggota Archigós.

Moriz menuju area parkir, ia melirik sekitar, tersenyum menyeringai. Ada seseorang yang mengawasinya dari jarak 10 meter. Moriz bahkan bisa mendeteksi hembusan nafas pemuda tersebut.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang