[ ARCHIGOS - 20 ]

212K 17.5K 4.4K
                                    

DOUBLE UP MALMING?!!

SENENG DONG?!! UDAH 21K VIEWERSSS AARGHHHH!!

AYO KOMEN MORIZ LAGI!!!

AYO KOMEN MORIZ LAGI!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 20 - THE FACT.

AUTHOR POV







Moriz melempar ponselnya setelah menerima panggilan telpon dari Axel. Ia masih diparkiran sekolah, sehabis mengantarkan Raina. Moriz berdecak pelan, menyalakan mesin mobil menuju Markas mereka.

Raina baru saja ingin menaiki anak tangga, mendadak mengeryitkan kening saat ponselnya bergetar. Kontak pemanggil Bima, Raina mendengus kasar. Ia menerima panggilan Bima.

"Lo ada dimana? Gue tunggu didepan apartemen lo." Raina berdecih, tak menyukai nada suara Bima.

"Gue disekolah, sibuk." Raina hendak mematikan sambungan telpon sepihak.

"Lo temuin gue sekarang, ada yang penting." Suara Bima penuh ancaman menyurutkan nyali Raina.

Ia segera berlari keluar gerbang sebelum bel masuk berdering. Raina menghentikan laju taxi, masuk terburu dan memberi alamat apartemennya. Ah, Raina melupakan keberadaan motor Bima.

"Lo semalam kemana hah? Lo gue perintahin apa malah ngelakuin apa. Raina, lo sadar lo terlalu menyepelekan kita? Cakra meninggal, lo sibuk apa? Ada lo dapet informasi penting sejak lo ditugasin dalam misi?" Sembur Bima.

Raina bahkan baru saja turun dari Taxi, kini mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang tengah lewat. Raina menunduk, menggigit bibir bawahnya. Cakra meninggal? Apakah sekeji itu yang Moriz perbuat?

"Makanya gue mau nyerah, gue nggak bisa ngelanjutin misi ini, Bima. Gue nggak sanggup, semalem gue juga hampir mati." Bima tertawa remeh.

"Diem, lo nggak ada hak buat ngomong. Misi lo, jalanin dengan bener. Kita udah ada rencana ngebales Moriz si Bangsat itu. Tolong sadar diri, yang selama ini nyokong kehidupan lo siapa." Raina mengepalkan tangan kuat karena kalimat pedas Bima.

"Lo ikutin rencana, gue harap lo nggak ngecewain lagi." Raina mengangguk cepat.

Benar, Raina harus tahu posisinya dimana. Benar, Raina tidak boleh mengabaikan fakta bahwa ia selama ini menjadi parasit. Raina melirik jam tangan pemberian Moriz, bibirnya menggumankan kata maaf.

- oOo -



"3 orang Marquis masuk rumah sakit, 9 orang knight koma, kita nggak pernah ngedapet penyerangan separah ini sebelumnya." Bara menampilkan foto Warrior Archigos yang terluka.

Moriz mengerutkan kening, semua anggota inti Archigos sekarang tengah menatap layar didepan mereka. Kira-kira, apa alasan Alphard menyerang sedang mereka tak pernah mengusik? Lagipula, Alphard terlalu jauh jaraknya, sengaja mengusik Warrior yang tersebar di Bandung demi kesenangan semata? Terlalu klasik jika memang benar.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang