Double UP🙋🙋
Udah seneng banget baca komen-komen antusias kalian karna cerita ini💖💖
Terima kasih banyakkkk, huhuuu❤❤
Semoga kalian menikmati setiap chapternya.
Ayo, mau absen Moriz nggak?🙋🙋
CHAPTER 10 - PICIK
Axel menurunkan seragam Arsen setelah selesai menempelkan koyo. Arsen merenggangkan tubuh, punggung bawahnya terasa sakit dan nyeri akibat kegiatan panas yang ia lakukan semalaman.
"Ngebantai orang kuat, ngegempur cewek jadi encok gitu." Sindir Regan.
"Lo mau ngalahin enak nggak sih? Bajingan, cewek lo hot banget. Padahal bekas lo, tapi tetep sempit." Puji Arsen, ia menepuk pundak Regan.
Bara dan Danish bergidik, menjijikan sekali pembahasan frontal sahabatnya. Axel menjatuhkan tatapannya pada Arsen. Senyum manis terukir diwajah pemuda itu.
"Apanya yang sempit?" Tanya Axel.
Arsen memejamkan mata, paling malas menghadapi Axel yang sedang mode kepo akut. Axel takkan berhenti sampai jawaban yang diberikan memuaskan hatinya. Mirip sekali dengan anak umur 5 tahun yang sedang masa pertumbuhan.
"Axel, lo belom nonton film porno?" Telinga, hidung dan kening Axel memerah atas pertanyaan Regan.
"A-abisnya pas nyoba nonton gue panas dingin. Jadi, nggak berani lanjutin." Curhat Axel. Membayangkan sewaktu dirinya mencoba menonton film dewasa tersebut.
"Makanya nonton bareng g-" Perkataan Arsen terpotong karena sorotan tajam Danish.
Arsen menjauh dari pemuda itu, takut tiba-tiba Danish mengeluarkan jurus taekwondo.
"Lo mau di hantam sama Moriz?" Tanya Bara.
"Kalian semalem ngapain sih?" Axel masih kepo, mendekat pada Arsen.
"Bahasa halusnya sedang mempraktekkan tutorial membuat anak." Arsen menjawab bangga, ia bahkan mengerling nakal.
"Lo kan belum nikah, Sen. Gue laporin sama om Kerta nih!" Ancam Axel.
Arsen menepuk pundak Axel, terkesan meremasnya.
"Nggak papa nak, bapak keluarin diluar kok, nggak akan jadi bayi." Axel mengerutkan kening.
"Apanya yang dikeluarin diluar?" Arsen mendengus frustasi. Sampai kapan semuanya akan berakhir?!
"Anjing, lo itu anak laki-laki butuh sex education juga biar paham." Danish menendang kaki Arsen, memperingati.
Bukankah tadi Arsen bilang Danish akan mengeluarkan jurus? Memang, sudah dapat ditebak dengan benar. Danish itu tidak banyak omong, langsung hajar tanpa ampun adalah life stylenya.
"Udahlah, ntar pas 20 tahun lebih dia bisa belajar. Lagipula, kita kan laki, punya insting ujung-ujungnya Axel bakalan pro." Bara membela Axel.
Semuanya hening, tak mau menambah beban pikiran Axel. Kini terpaku pada ponsel masing-masing. Sembari menunggu kehadiran Moriz. Tapi, mustahil pria itu datang karena hari ini sudah dipastikan jam kosong. Guru perlu membahas mengenai resital musik antar sekolah se-indonesia.
"Eh, lo kepikiran nggak sih, nama belakang Moriz sebenernya Moriz Admiral Riyonal?" Celetuk Regan tiba-tiba menyuarakan pendapat. Entah, ia mau membahasnya bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MASIH LENGKAP DAN JANGAN BELI NOVEL BAJAKAN! Namanya Moriz Admiral R, semua orang mengetahui siapa dirinya tapi tak semua orang mengenalnya. Sebatas tahu bahwa Moriz lelaki dingin, sukar ditebak...