Hewuuuuu:((
Moriz Enthusiast mana suaranya? 🙋🙋
YUK ABSEN KESAYANGAN KALIAN!
CHAPTER 11 - PROMISE
AUTHOR POV
"Guys, anak-anak dari SMA Puncak Selatan dateng bergerombol, katanya mau nantang Archigós." Gerakan tangan Moriz yang sedang menggulir layar ponselnya terhenti.
Ia melirik Bara sekilas, kembali pada kegiatan awalnya. Ia ingin bersantai tapi tak ada yang membiarkannya merasakan hal tersebut. Moriz melempar ponselnya ke meja. Axel membuka kelopak matanya, menguap, ia baru saja terbangun dari tidur lelapnya.
Danish dari tadi menyibukkan diri dengan laptop dihadapannya, sedang Regan memijat Arsen yang nyeri punggung.
"Jam berapa?" Moriz tak memakai jam tangan, pasalnya Riyonal selalu memasang penyadap pada benda sialan tersebut.
"Bentar lagi jam 2, kayaknya udah mau pulang sekolah deh." Setelah mengucapkan kalimat tadi, suara bell menandakan jam sekolah telah berakhir.
"Gue takutnya mereka nyekap siswa sini, Riz. Kita nggak punya pilihan selain ngehadepin mereka." Peringat Regan.
Arsen dan Bara mengangguk setuju, Axel mengerjap-ngerjapkan mata masih tak memahami situasi. Ia menggaruk rambutnya, mengeluarkan minyak telon. Mengoleskan minyak tersebut kearea kulit lehernya.
"Turun lapangan." Perintah Moriz mutlak.
Arsen, Bara, Danish dan Regan berjalan lebih dahulu, Axel terburu mengekori mereka. Sedangkan Moriz menyusul dari belakang.
"Arsen telpon Reza." Arsen mengangguk, ia menyenggol Axel.
"Telpon, Xel." Axel berkomat-kamit pertanda kesal. Ia mengeluarkan ponselnya, memanggil kontak Reza, si anggota baru mereka.
"MORIZZZZZZZZ!!! OMG!"
Mulailah suara jeritan yang memekakan telinga. Moriz tak terlalu peduli. Namun, sahabat-sahabatnya selain Danish sangat menikmati momen itu, apalagi Arsen. Tak heran, Arsen selalu menerima tawaran gadis yang mau menjadi pacaranya, setelah status gadis berubah jadi wanita, Arsen akan meninggalkannya tanpa rasa bersalah. Fuckboy as fuck, everyone know how bad Arsen but still want him.
Arsen terlalu memikat, jika Moriz dijuluki sebagai duplikat mitologi yunani, maka Arsen adalah Dewa Hermes si Merkurius, Arsen berbakat dalam berbagai bidang di olahraga, wajahnya yang terpahat sempurna, sayangnya ia sering digamblang sebagai keturunan cacat Kertanegara. Padahal dia juga merupakan putera tunggal, hal tersebut karena Arsen tidak menunrunkan gen otak cerdas. Diantara ratusan siswa kelas 3, Arsen berada di urutan 4 siswa terpintar dari bawah.
Reza bergabung dan berjalan sejajar dengan Danish, hampir seluruh siswa memutuskan untuk kembali rumah.
"Anjing, gue ngerasa merinding." Celetuk Arsen.
"Sumpah ya, gue nggak bisa ngerasain auranya Reza sama sekali. Dia kayak bayangan," Arsen menepuk pundak Regan.
Langkah anggota Archigós terhenti, saat mereka dihadapkan siswa SMA Puncak Selatan yang membawa banyak peralatan untuk tawuran. Arsen mengejapkan mata.
"Satu, dua, tiga, empat, anjir mereka sekitar 50an orang." Tukas Bara.
"Perlu panggil bantuan nggak? Butuh banyak tenaga sama waktu ngehabisin mereka semua." Arsen memberi saran, sebagai second command Archigós.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MASIH LENGKAP DAN JANGAN BELI NOVEL BAJAKAN! Namanya Moriz Admiral R, semua orang mengetahui siapa dirinya tapi tak semua orang mengenalnya. Sebatas tahu bahwa Moriz lelaki dingin, sukar ditebak...