[ ARCHIGOS - 35 ]

193K 15.8K 9.2K
                                    


Oh iya, kemaren salah foto harusnya dia Reganta:( maafkan dakuh.

Beneran bisa nembus 4k nggak nyampe sehari🤣🤣

Sakit kelen🤣🤣🤣

This, Lapak buat Absen Moriz!!!

Ini beneran foto Danish!

CHAPTER 35 - KEMBALINYA SEORANG PERUSUH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER 35 - KEMBALINYA SEORANG PERUSUH.

AUTHOR POV



FLASHBACK.

Raina segera berlari saat mendengar knop pintu, suara gaduh seolah seseorang yang dibalik pintu ingin menghancurkan benda tersebut. Berhasil, pintu terbuka lebar. Disana, seorang pria nampak sangat berantakan. Aroma alkohol menyengat, mengusik Raina.

Penampilan pria dihadapannya kacau. Jaket kulit hitam, rambut acak-acakan serta sepatu tak senada dengan warna lapisan kaos. Tak biasanya, pria itu sangat memperhatikan pakaian yang ia kenakan.

"A-Austin," Austin mendongkak, ia tertawa keras.

Tetapi, sorotan matanya dingin. Bak hewan liar yang ingin menyergap makanan.

"Mama ngedaftarin kematiannya, dia mati.. Raina.. mati!" Racau Austin.

"Dia matii.. Raina." Tawa sumbang Austin membuat Raina gusar.

Sudah seminggu Austin tak mengunjunginya. Tak memberinya kabar sama sekali. Terakhir, Austin mengatakan tentang penculikan Aldhin. Sekarang, Austin datang menemuinya tidak dalam keadaan baik-baik. Austin mendorong tubuh Raina hingga tersungkur ke lantai. Ia menduduki perut gadis itu, kedua tangan Austin terulur mencekik Raina.

"Mati..mati..matii.." Cengkraman Austin tidak sekeras itu, namun rasa takut Raina mendominasi.

"Austin." Panggil Raina, mencoba menyadarkan Austin.

Tetes air mata membasahi wajah Raina. Tidak, itu bukan air matanya melainkan air mata Austin. Pria itu bangkit, melangkah ke segala ruangan. Ia mengambil barang, membanting semua benda mati yang dapat ia raih. Melampiaskan seluruh perasaannya pada benda tak bersalah.

"Keluarga gue ngadain pemakaman tanpa mayat. Raina, Aldhin mati!"

Brugh

Austin melempar kursi, membentur dinding, benda tersebut hancur lebur. Raina mundur, ia menggigit bibir bawah tak mampu berkutik. Raina menarik nafas, menenangkan dirinya yang bergetar. Austin menyaksikan itu, senyum menyeringai terbit dibibir tipisnya.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang