[ ARCHIGÓS - 52 ]

190K 14.9K 8.1K
                                    

JUMPA LAGI DENGAN ARCHIGÓS!

ABSEN NAMA MORIZ DULU, SKUY?

SEMPETIN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF🤙

NONTON DULU BUAT YANG BELUM!

BACA CHAPTER INI JAM BERAPA?

CHAPTER 52 - MISI PERTAMA

NORMAL POV

FLASHBACK

Moriz menyumbat indra pendengarannya dengan earphone. Area lapangan sekolah sudah mulai sepi, bersisa beberapa orang siswa saja. Moriz melepas dasi yang melilit kerah bajunya. Ia menyusuri lapangan dengan langkah santai.

Objek berwarna biru menarik yang tergeletak di lantai. Moriz mengambil langkah lebar, ia merunduk, memungut benda yang terlihat baru tersebut. Tumben sekali dirinya repot-repot memungut benda yang ia jumpai.

Shutttt

Bersamaan dengan suara desingan peluru, serta aroma khas dari revolver, Moriz menoleh mendapati peluru menyongsong yang hendak membidik dirinya kini menembus pohon kayu jati pekarangan sekolah. Nyaris, jika terlambat sepersekian detik, Moriz bisa dipastikan sudah tergeletak tak bernyawa.

Obsidian Moriz menyapu luasnya halaman sekolah, tak menemukan pelaku dari pembidik senjata tersebut. Moriz mengumpat. Ada helaan nafas lega, hampir saja dirinya berakhir.

Otaknya segera mengira-ngira siapa sekiranya yang berpotensi menjadi pelaku. Sudah pasti, bukan orang sembarangan, dari aroma peluru revolver itu, bisa ditebak mahalnya material yang digunakan.

Moriz tersenyum menyeringai. Ia membolak-balikan benda tersebut, kemudian membuka isi dompet biru itu. Lucu, benda sekecil ini ternyata menyelamatkan dirinya lepas dari maut.

"Raina Miselia," eja Moriz membaca kartu pelajar yang ia keluarkan.

"Fuck!" umpatnya.

Bagaimana bisa gadis yang paling ingin ia hindari menjadi orang asing penyelamat dirinya? Menyebalkan. Moriz menggaruk keningnya, berjalan ke area parkir. Moriz masuk ke mobil, ia menyalakan mesin mobil, menginjak pedal gas menuju pintu gerbang.

Iris mata Moriz menangkap objek yang tengah berjongkok di terotoar jalan. Ia segera turun dari mobil, sangat mengenali ciri khas dari postur tubuh gadis tersebut.

Moriz terlalu gengsi mengakui bahwa Raina berperan penting dalam kejadian mengejutkan tadi. Sekarang, ia hanya perlu berpura-pura didepan gadis itu bukan? Tidak lucu jika Moriz mendadak berterima kasih.

Raina kesusahan karena kehilangan dompet miliknya. Sedangkan, Moriz beruntung menemukan dompet tersebut. Takdir murahan macam apa ini? Bersiaplah, mulai kedepannya Moriz akan mengulik seluk beluk Raina. Ia berdiri tepat di depan tubuh gadis itu.

"Ngapain?" tanya Moriz.

Terutama mencari tahu penembak yang berani membidik dirinya.

FLASHBACK OFF

Moriz meletakkan kaleng softdrink ke meja nakas. Menatap pemandangan luar dari kaca apartemen tempat anggota Archigós berkumpul. Mengingat kejadian itu, Moriz serasa tergelitik. Sejak dulu, dirinya dan Raina terikat buruk yang mengerikan. Ketimpangan tersebut amat kontras, saat dirinya beruntung maka keterbalikan dengan Raina.

ARCHIGOS [ PRE-ORDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang