Tidak Adil

248 38 0
                                    

Afia terus beralari. Sampai akhirnya dia berhenti ditengah jalan. Dia jatuh dan menangis. Untung saja jalanan sepi, jadi dia bisa berteriak tanpa mengganggu orang lain.

Mungkin dunia sekarang berpihak pada Afia. Hujan turun dengan deras. Air hujan jatuh membasahi tubuh Afia. Ditambah dengan suara petir yang membuat teriakan Afia tidak terdengar siapapun.

"Kenapa? kenapa? kenapa semua orang ninggalin aku. Kenapa?" ucap Afia sambil berteriak.

Afia berharap ada mobil atau motor yang menabrak dirinya. Afia benar-benar putus asa.

"Sekarang aku sendiri. Aku sendirian disini. Semua pergi ninggalin aku. Mama, Kak Saras, Papa Andi, Nenek, Bu Tiya, orang panti asuhan dan sekarang Kak Rion harus pergi. Kenapa semua ini terjadi padaku? apa salahku? kenapa?"

"Fanya? jangan harapkan dia ada disini Af, dia sudah bahagia dengan sahabat barunya. Mungkin sekarang dia sedang bermain dengannya atau bahakan bersenang-senang dengan Shinta. UNFAIR."

Setelah itu Afia menundukkan kepala,

"Afia. Anak mama jangan nangis. Afia tidak sendirian sayang. Semuanya ada bersama Afia."

Dengan cepat Afia mengahadap kedepan, dan dia melihat Aisyah.

"Ma..ma?"
"Sayang, bangunlah. Jangan seperti ini. Mama sedih lihat Afia sedih."

Aisyah mendekat dan memeluk putri kecilnya ini. Afia pun langsung membalas pelukan ibunya. Dan Afia tidak bodoh, jadi dia tau jika itu adalah ruh ibunya. Tapi dia tidak peduli.

"Ma...ma...jangan..ting...galin...Aff...fia..hikss..hiks..hiks.." ucap Afia terbata-bata.
"Kak..Rion sekarang..juga..... ninggalin...Afia. Padahal..Kak Rion...janji nggak akan..ninggalin..Afia sendiri. Tapi...semua...orang pergi..Sekarang..Afia sendirian.." lanjut Afia.

Aisyah masih tersenyum melihat putrinya. Setelah Afia selesai bicara, kini giliran Aisyah berbicara.

"Sudah selesai bicaranya?"

Afia mengangguk didalam dekapannya.

"Sayang, dengerin Mama. Afia tuh nggak sendirian. Afia harus ingat, dulu waktu Afia ditinggal Papa Anton, Afia juga sendirian. Tapi Afia berani kan. Bahkan Afia bisa buat Papa Andi jadi baik lagi kan? Dan Afia tuh nggak akan pernah sendirian. Ada Mama, Papa Andi, Kak Rion, dan yang lainnya. Afai tau mereka ada dimana?"

Kali ini Afia mendongak melihat wajah Aisyah dan menggeleng. Aisyah tersenyum, lalu meletakkan tangan Afia didekat jantungnya sambil berkata "Kita semua ada disini. Dan yang paling penting, ada Allah yang sama kita."

Afia pun kembali menangis dan merangkul ibunya. Saat itu juga Aisyah telah pergi, sehingga Afia memeluk dirinya sendiri. Air matanya tak kunjung berhenti. Hingga akhirnya Afia bangkit dan berajalan sempoyongan kerumahnya dengan pikiran yang kosong, ditemani hujan deras yang mengguyurnya.

Sampai dirumah, Afia langsung berjalan kekamarnya dan merebahkan dirinya dikasur hingga matanya terpejam yang berarti dia sudah ada dialam mimpinya.
_______________________________
Akhirnya, Afia bangun. Dia menuju kamar mandi. Saat melihat dicermin,

"Lihatlah, Af. Dirimu sangat menjijikkan. Bahkan tikuspun lari dan menjauhimu. Hahaha."

Afia tertawa hambar lalu pergi ke kamar mandi. Dia merendamkan dirinya di baththub sambil memejamkan mata dan mendengarkan musik dengan headshet.

Ada seorang mengetuk pintu Afia tapi Afia tidak mendengarkannya. Akhirnya orang itu menyelonpng masuk ke kamar Afia.

"Dek, ada temen lo tuh. Cepetan turun. Woiii. Lo kalau mandi jangan pake headshet ntar lo budeg."

Setelah mengucapkan itu Alfian pergi. Afia yang mendengarnya hanya berdecih. Setelah itu Afia ganti baju. Padahal hanya sebentar dia ada didunia airnya.

Afia melihat ada Shinta diruang tamunya. Afia turun dari tangga dan mengangkat alis sebelahnya yang tanda "Ada apa?"

'plak'

"Kamu kemarin dimana, Ha? Kenapa saat Fanya lagi kena musibah kamu nggak ada? kemarin malam dia kecelakaan. Dan kamu juga tahu dari grup kelas kan? Kenapa kamu nggak cari tahu keadaan dia? dan temuin Fanya?"
"Emang gue peduli?"

Shinta tercengang dengan Afia. Kenapa bicaranya seperti ini? dan reaksinya hanya biasa saja?

"Mending Lo pesta aja sana sama sahabat Lo yang sekarat itu."
"Afia! Berani-beraninya kamu ngomong gitu sama  sahabat kamu sendiri. Sadar Af!"
"Dan berani-beraninya Lo teriak dirumah gue? tunggu, lo ngomong tentang sadar? cih, ngaca dong mbak. Lo yang sadar. Sadar karena lo udah ngerebut sahabat gue. Sekarang gue minta Lo pergi dari rumah gue."

Afia dengan paksa menyeret tangan Shinta dengan kasar untuk keluar lalu mengunci pintunya.
________________________________

Hai, ohayo gozaimaz v:
Warning! banyak typo bertebaran
Jangan lupa Vote and komen

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang