Nggak Mood

175 18 0
                                    

"Lo kenapa? Kok nangis."

Afia mendongak dan sadar kalau ketiga temannya sudah ada didekatnya.

"A---Afia nggak papa kok. Cuma tadi kelilipan." Ucap Afia dengan senyum cengiran kuda

"Lo nggak usah bohong. Gue tahu kita baru temenan. Tapi lo harus percaya sama kita. Jadi lo nggak usah sungkan buat cerita ke kita. Kita tahu, pasti lo sedih ya kejadian tadi pagi." Kata Zara dengan senyum.

Afia hanya mengangguk

"Tadi lo manggil nama lo doang kan?" Kata Sila terkekeh. Afia hanya menyengir kuda sedangkan ketiga temannya hanya tertawa melihat Afia yang kikuk seperti itu.

Afia baru ingat kalau dia belum membalas pesan dari teman barunya. Segera mengambil HP dan membalas.

Ya, Fia juga tidak sabar
Maaf baru Fia balas

Riki
Iya nggak papa kok

Setelah itu Afia chatingan dengan teman barunya itu. Tak lama, ketiga temannya pamit karena sudah sore.

Afia mengantar mereka sampai bawah dan mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Baru saja Afia ingin mengunci pintu tapi terlihat Difa berjalan dengan sempoyongan. Apa? Difa mabuk?

Afia segera mengampiri mama tirinya dan membantunya berjalan. Difa mendudukkan dirinya disofa.

"Ma? Mama habis mabuk?"

"Diamlah. Anak nggak berguna. Mending lo ambilin gue makanan. Gue laper." Ucap Difa ala orang mabuk

Tanpa disadari, air mata Afia jatuh. Baru kali ini Difa mabuk. Padahal dia tidak pernah mabuk. Hatinya merasa sakit melihat Difa seperti ini.

"Lo budeg ya? Ambilin gue maka...nan." Difa kemudia terlelap dipangkuan Afia. Sedangkan Afia masih menangis. Apa yang terjadi pada Difa? Hingga dia melakukan hal nekat seperti ini.

💦☘💦

Ke-esokan paginya....

Afia bangun dari tidur. Dan ternyata Difa masih tidur dipangkuannya. Kalau dilihat-lihat, Difa masih terlihat muda. Mungkin lebih muda dari Aisyah. Pipinya yang tirus, hidung mancung, dan beberapa kelebihan yang dimiliki Difa. Ada beberapa luka dibagian wajahnya, tantu saja itu karena perkelahiannya antara suaminya-Anton.

Afia pun sadar kalau dia harus kesekolah. Perlahan Afia meletakkan kepala Difa dibantal sofa dan segera bersiap. Afia membuatkan roti panggang untuk Difa sebelum ke sekolah.

Kecupan mendarat dikening Difa dari Afia. "Ma, Afia berangkat ya. Assalamualikum." Ucapnya dengan lembut. Setelah itu Afia pergi.

Ternyata ketiga temannya sudah menunggunya didepan.

"Ya udah yok. Berangkat."

Mereka pun berangkat ke sekolah.

💦🍀💦

Saat ini Afia dan ketiga temannya sedang dikantin untuk makan. Ah ralat, hanya ketiga temannya saja, sedangkan Afia hanya memesan minuman dan memilih untuk membaca novel.

"Lo nggak makan?"

"He'em. Lo nggak laper apa? Masa minum doang."

"Nggak."

"Singkat amat lo. Huh untung temen."

Afia melirik Sila dan berkata "Emang kita temenan?"

Brina dan Zara pun tertawa.

"Wahh parah lo, Af. Nih gue temen lo, Sila. Jahat banget lo. Nangis nih gue." Kata Sila cemberut dan pura pura nangis. Brina dan Zara hanya tertawa saja melihatnya. Sedangkan Afia hanya fokus pada bukunya.

Drttt...Drt...Drt...

Hp Afia berbunyi. Awalnya Afia mengabaikannya tapi Hp nya terus berdering dan teman-temannya juga menyuruh untuk mengangkatnya. Afia pun pasrah dan menjawab telpon, lagipula dia juga nggak suka diganggu.

Riki

Afia mengangkat alis sebalah, untuk apa dia menelfon Afia.

"Ya, Ada ap..?"

"Akhirnya lo jawab juga"

"Ada apa, Ki?"

"Gue ganggu lo ya?"

"Nggak kok. Ada apa? Nih lagi istirahat kok."

"Wah sama nih. Jangan-jangan kita.."

"Temen."

"Yee jahat banget lo, Af."

"Hahahaha. Lah, kan emang kita temen."

"Aku maunya lebih."

"Ha?"

Tut.....tut...

Afia hanya menghela nafas kasar. Emang nih orang yang namanya Riki selalu saja menelfon Afia. Kadang juga VC. Ampe tengah malam aja masih chattingan. Padahal baru kenal.

"Siapa sih, Af?" Tanya Brina

"Temen." Singkat Afia yang masuh fokus pada novelnya.

"Wihh lo juga punya temen, gue kira kita orang yang pertama jadi temen lo." Kata Brina

"Yahh hilang deh." Ucap Sila dengan nada sedihnya.

"Hilang?" Tanya Zara dan Brina

"Iya. Gue kira kita temen pertama lo, Af." Kata Sila

"PD." Ucap Afia singkat

Ketiganya pun tertawa begitu juga Afia walau hanya terkekeh kecil.
_______________________________
TBC
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

SALAM HANGAT

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang