Pernikahan Sila 2

87 12 0
                                    

"Eh Riki duluan aja. Hp Afia ketinggalan."

Afia kembali ke mobil dan Riki hanya mengiyakan Afia dan menunggu ditempat.

"Nah ini dia." Afia mengambil HP didalam mobil. Setelah itu, Afia kembali ke Riki. Sebelumnya Afia harus menyeberang jalan karena tempat parkir ada disebrang jalan rumah Sila.

Setelah dirasa aman dan tidak ada kendaraan apapun, Afia pun menyebrang jalan. Tiba-tiba ada motor dengan kecepatan tinggi hampir menabrak Afia sebelum Brina menarik lengan Afia.

Riki yang melihatnya segera berlari menuju Afia dengan khawatir. Sedangkan pengendara motor tadi sudah pergi tanpa meminta maaf pada Afia.

"Af lo nggak papa kan?"

"Ng...nggak apa-apa."

Afia sendiri juga terkejut. Jika tidak ada Brina mungkin Afia sudah tergeletak dijalanan.

Riki langsung memeluk Afia. Apa yang dia lakukan? Seharusnya tadi Riki saja yang mengambil HP nya. Dirinya merasa bersalah dengan Afia. Apalagi ada buah hati mereka didalam perut Afia.

Brina dan suaminya merasa lega karena Afia baik-baik saja.

"Makasih ya. Kalo lo nggak ada..."

"Udahlah jangan dipikirin lagi. Sekarang kita masuk aja."

Mereka pun mengangguk setuju. Daripada mereka tetap berdiri disini.

💦🍃💦

"Sila." Pekik Brina antusias lalu memeluk Sila yang sedang duduk didalam kamarnya. Afia juga memeluk Sila. Akhirnya hari ini tiba juga. Sila akan menikah walau dijodohkan.

Sedangkan kedua suami Brina dan Afia hanya menjabat tangan Sila untuk memberi selamat dan kado pernikahan dari mereka.

"Zara mana dia belum datang?" Tanya Afia karena tidak melihat ada Zara dikamar Sila.

"Bentar lagi tuh anak juga datang."

"Sila cantik banget." Puji Afia dengan penampilan Sila. Sila hanya tersenyum

"Kalian juga cantik. Apalagi kita couplean gini."

Yah seperti pernikahan Brina, Zara, dan Afia sebelumnya. Ke-4 perempuan ini akan memakai baju couple tapi lebih mewah dengan yang akan menikah.

Sila sendiri memilih pernikahan dengan nuansa kuning emas. Karena itu warna favorit Sila dan calon suaminya.

2 menit kemudian Zara dan suaminya datang. Zara langsung memeluk Sila dan suami Zara hanya menjabat tangan Sila untuk mengucapkan selamat.

"Riki sama lainnya keluar aja dulu. Afia sama yang lainnya mau bicara."

Bukannya Afia mengusir, tapi memang benar mereka akan membicarakan sesuatu. Ketiga laki-laki itu pun pergi bersamaan.

"Jadi gimana? Lo udah liat calon suaminya?"

"Mantan gue. Dia mantan gue." Ucap Sila lalu memeluk ketiga sahabatnya bersamaan. Entah Sila bahagia atau sedih. Perasaannya tidak pernah berubah dengan laki-laki yang bernama Mark itu.

Beberapa pertanyaan muncul saat Sila pertama kali melihat foto yang akan menikahinya. Sontak Sila kaget dan tidak percaya. Dia adalah kekasihnya dulu.

Sila bahagia karena dia akan menikah dengan mantan kekasihnya itu. Dan sila sedih dengan alasan apakah Mark masih memiliki perasaan dengan Sila apa tidak.

Kalau Mark sudah tidak ada perasaan dengan Sila, maka dengan kata lain, Mark menikahi Sila dengan terpaksa.

"Gue nggak tau gue, harus seneng apa sedih. Gue seneng karena dia kembali dam gue sedih karena mungkin dia udah nggak cinta lagi sama gue." Ucap Sila disela-sela pelukannya dengan ketiga sahabatnya.

Mereka pun melepaskan pelukannya. Brina mengusap air mata dengan ibu jarinya.

"Udah jangan nangis. Ntar make up lo luntur." Ucap Zara agar mencairkan suasana yang menyedihkan ini. Dan itu berhasil. Sila mulai terkekeh pelan begitu juga dengan ketiga sahabatnya.

Tak terasa, 5 menit lagi acara pernikahan akan dimulai. Seorang pembantu datang kekamar Sila.

"Permisi, Nona. Acaranya akan dimulai. Nona harus segera ke bawah. Dan Tuan Mark beserta rombongannya sudah sampai. " Ucap pembantu itu sopan.

"Baiklah, nanti kita akan turun. Terima kasih."

Setelah mengucapkan hal itu, pembantu itu pun pergi. Brina, Zara, dan Afia menatap intens sahabatnya. Seakan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Nggak boleh ada yang nangis. Sekarang kita turun, Ok."

Ke-4 perempuan ini pun turun secara beriringan. Mereka harus menurini anak tangga. Bisa dibilang rumah Sila sangat besar dibanding ketiga sahabatnya. Jadi tidak heran kalau di pernikahan ini banyak orang yang datang.

Semua mata tertuju pada Sila dan ketiga sahabatnya yang ada disampingnya. Sila dan Brina di depan sedangkan Afia dan Zara mengikuti mereka dari dalam.

Mark. Dari sekian banyak mata yang tertuju pada Sila, mata Mark lah yang paling serius memandang mantan kekasihnya yang akan menjadi istrinya sekarang.

Sejujurnya Mark masih memiliki perasaan dengan gadis ini. Tapi Mark merasa bersalah karena telah mengkhianatinya. Mark takut Sila akan membenci Mark.

Saat tahu kalau Sila akan dijodohkan dengan Mark, dirinya sempat menolak karena dia merasa bersalah pada Sila. Dan mungkin Sila akan membencinya. Dan betapa terkejutnya dirinya saat mendapat kabar bahwa Sila menerima perjodohan ini.

Di anak tangga terakhir, Mark mengulurkan tangan pada Sila. Sila terdiam sejenak dan menoleh kearah Brina. Brina mengangguk tanda bahwa Sila harus menerima uluran tangan Mark.

Sila pun menerima uluran tangan Mark. Semua orang tersenyum bahagia termasuk ketiga sahabatnya.

"Maafin aku. Terima kasih karena telah menerima perjodohan ini. Aku menyesal telah mengkhianatimu. Aku sangat mencintaimu." Ucap Mark dengan suara agak keras dan mungkin bisa didengar banyak orang.

Sila menutup mulutnya tidak percaya. Jadi Mark masih mencintainya? Sila ingin menangis karena bahagia. Dengan senyuman yang lebar, Sila segera memeluk Mark.

"Aku juga. Aku juga mencintaimu" ujar Sila disela pelukan yang dirindukannya.

Semua orang menatap mereka dengan bahagia. Afia menepuk tangannya pertama kali. Semua tamu juga mengikuti hal yang sama. Mereka menupuk tangan.

Akhirnya acara pernikahan Sila berjalan dengan bahagia dan sangat lancar.

💦🍃💦

Hai hai apa kabar semua?
Ahh kuharap kalian baik-baik saja.
Maaf kalo ada typo. Dan terima kasih sudah mampir ke critaku.
Oke see you di next part

Salam hangat^^

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang