Suka

373 45 0
                                    

Sudah tiga hari Aisyah belum bangun. Itu membuat Afia sedih.

"Ma, mama bangun udah tiga hari mama tidur. Afia kangen ma." Ucap Afia lirih sambil memeluk Aisyah yang belum sadar juga.

Lalu bagaimana dengan lamaran Leo? tentu saja belum. Aisyah saja belum bangun. Dan sekarang Leo dan Saras bersama Afia.

"Sayang, makan dulu yuk. Ntar sakit lho. Udah dari kemarin Afia belum makan."

Memang dari kemarin Afia tidak mau makan dengan alasan Aisyah juga belum makan. Dan pada saat itu Leo membentak Afia. Jujur saja, Leo tidak menginginkan Afia. Dia tidak ingin punya anak. Dia hanya ingin Aisyah saja. Leo sangat membenci Afia. Itu terlihat saat cara berbicara Leo pada Afia. Saras juga merasa kalau Leo bukan pria yang baik. Dia hanya pura-pura baik saja didepan Aisyah.

"Lo itu mau sampai kapan nggak makan? cepat makan!" ucap Leo dengan keras hingga membuat Fino mendengarnya.

"Lo itu apa-apaan sih. Lo pikir ini hutan hingga lo bisa puas teriak-teriak. Dan Afia ini anak lo. Anak kandung lo. Jangan bentak-bentak dia kek gini. Dia masih kecil. Mau lo tu apa sih? ha?"

"Gue mau Aisyah. Bukan anak ini."

Setelah itu Leo keluar. Fino menghela nafas dengan kasar. Dia melihat Afia sudah berkaca-kaca.

"Afia. Afia jang.."
"Afia nggak mau punya papa lagi. Afia hanya ingin mama."

Saras dan Fino terkejut mendengar perkataan Afia.

"Daripada Afia punya papa yang nggak sayang sama Afia mending Afia nggak punya papa dan Mama tidak perlu menikah lagi. Afia nggak mau."

Air mata Afia mulai turun, Fino langsung memeluk Afia.

"Tapi Om Leo harus tanggung jawab sayang. Om Leo sayang sama Afia, dia marah-marah karena dia stres melihat mama Afia tidur. Bagimana juga Om Leo itu papa kandung Afia."
"Lalu kenapa Om Leo baru mau nikah dengan mama? kenapa mama harus nikah sama papa Anton?"

Sungguh Fino tidak bisa berkata lagi. Anak ini terlalu dini memgetahui semuanya.

"Nanti kalau Afia sudah besar pasti tahu. Lebih baik Afia makan ya. Ntar mama sedih kalau melihat Afia belum makan. Afia mau bikin mama sedih?"

Afia menggelengkan kepala. Saras pun mengajak Afia ke kantin.

"Makasih." ucap Saras dengan lembut. Fino membalas dengan senyumannya.

Dan kalian tahu apa? sepertinya mereka saling suka :v

Soal panti, Afia sudah mengabari Andi kalau Afia tidak bisa datang karena Aisyah sakit.

💦🍃💦

Andi, Susi, Lusi, Mia dan Rion menjenguk Aisyah. Sekarang mereka berada di ruangan Aisyah.

"Afia sabar ya. Kita selalu berdoa untuk mama kamu kok."
"Makasih kak Mia. Afia juga selalu berdoa pada Mama."

Dan saat itu Aisyah sadar, lalu memanggil Afia. Afia pun segera mendekat pada mamanya.

"Afia kangen sama mama."
"Mama juga kangen sama Afia. Afia baik-baik saja kan?"
"Iya ma. Mama jangan tidur lagi. Mama harus janji sama Afia tidak boleh tidur lama seperti ini!"

Kata Afia sambil mengajungkan jari kelingkingnya. Aisyah melamun, apakah dia harus membalas acungan jari Afia? bahkan dia tau kalau dia tidak akan lama lagi. Baru tiga hari Aisyah tidur itu membuat Afia sedih, apalagi selamanya. Aisyah bingung dan dia melirik Saras. Saras pun sadar dan dia tersenyum sambil mengangguk pelan. Kemudia pandangan Aisyah kembali lagi ke Afia dan membalas acungan jari kecilnya itu. Afia pun memeluk mamanya itu.

Setelah itu, Afia mengenalkan Andi, Rion, Mia, Susi, sdan Lusi.

Sudah beberapa hari Aisyah berada dirumah sakit. Dia merasa bosan sekarang ini. Dan Afia tentu saja sekolah.

"Assalamualikum."

Ucap seorang pria. Andi.

"Waalaikumussalam. Kamu ngapain disini?"
"Tadi Saras menitipkan makanan untukmu."
"Aku tidak lapar. Aku hanya bosan."

Andi dan Aisyah sudah akrab. Bahkan Aisyah sudah memaafkan Andi atas perlakuannya selama ini pada Afia saat diculik.

"Bosan? bagaiman kalau kita keliling rumah sakit ini. Kita ke taman?"
"Tapi ini sangat merepotkanmu."
"Tidak kok. Ya udah ayo naik kursi roda. Aku akan membantumu."

Aisyah pun mulai bangun dari ranjang dan turun untuk beralih tempat dikusri roda dibantu oleh Andi. Jujur saja, ada seusatu yang dirasakan oleh kedua manusia ini. Mereka saling gugup. Apalagi saat ini mereka sedang berpegangan tangan dan saling bertatap muka.

"A..ahh..maaf." ucap Andi yang sadar kalau mereka sedang bertatap muka

Aisyah tersnyum pada Andi dan menggelengkan kepala.

"Manisnya. Ahh tidak. Apa-apa in ini. Andi jangan bodoh. Dia akan menikah." ucap Andi dalam hati.

Setelah Aisyah duduk dikursi roda, Andi mulai mengajak keliling Aisyah. Mereka mengobrol diperjalanan. Sesekali Andi menceritakan hal lucu yang membuat Aisayh tertawa. Dan baru kali ini Aisyah senang seperti ini. Ohh sungguh romantis

Fino pun tak sengaja melihat Andi dan Aisyah bercanda seperti itu. Fino pun tersenyum melihat ini. Saras pun datang pada Fino dan melihat kearah kemana pandangan Fino.

"Serasi sekali mereka."

"Dokter benar. Mereka sangat serasi."

Satu ketukan kecil mendarat dikepala Saras.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dokter. Panggil aku Fino."

"Aku merasa tidak enak. Kan kamu dokter disini."

"Ohh begitu. Jadi kalau aku guru disekolah apa kau akan memanggil ku guru?"

"A..aa.. bukan begitu."

"Lalu bagiamana?" ucap Fino sambil mendekatkan wajahnya pada Saras. Saras pun terkejut dan malu kemudian pergi meninggalkan Fino.

"Gadis lucu." ucap Fino kemudian pergi.

💦🍃💦

Uwu>\\< sepertinya ada yang jatuh cinta😮😆 Tunggu dulu? kalau Aisyah suka dengan Andi,  lalu bagaimana Leo?🤔kalau ingin tahu tunggu part selanjutnya.

TBC

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang